'Danau Hantu' di California Kembali Muncul Setelah Absen 130 Tahun - Beritakarya.id

‘Danau Hantu’ di California Kembali Muncul Setelah Absen 130 Tahun

Setelah menghilang selama 130 tahun sejak abad ke-19, ‘Danau Hantu’ di California, Amerika Serikat, kini muncul kembali, menutupi area seluas 94.000 hektar, termasuk lahan pertanian milik pribadi.

Danau Tulare di Lembah San Joaquin, California, mulai mengering pada akhir 1850-an. Proses pengeringannya bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari upaya sengaja untuk merombak lahan, yang mengorbankan ekosistem lokal dan masyarakat adat yang tinggal di sekitarnya.

Danau ini akhirnya menghilang sepenuhnya sekitar tahun 1890, namun muncul kembali dengan luar biasa pada 2023, dipicu oleh badai musim dingin hebat di Golden State dan pencairan salju dari Sierra Nevada.

Pada masa kejayaannya, danau ini memiliki panjang lebih dari 160 kilometer dan lebar mencapai 48 kilometer.

“Danau Tulare merupakan perairan tawar terbesar di sebelah barat Sungai Mississippi. Sekarang sungguh sulit untuk membayangkannya,” kata Vivian Underhill, seorang peneliti di Northeastern University yang mempelajari fenomena tersebut, dikutip dari Northeastern Global News.

Di sekitar lokasi danau yang dulu ada, terdapat cekungan buatan. Namun, aliran salju yang mencair membanjiri area tersebut, merendam hektaran lahan pertanian yang ada di sekitarnya.

Meskipun lahan pertanian yang subur harus dikorbankan, kembalinya danau ini mulai menghidupkan kembali ekosistem yang sempat hilang di lembah tersebut. Bebek dan unggas air lainnya kini kembali meramaikan tepi danau untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, sementara katak-katak juga mulai terlihat berkeliaran di sepanjang tepian danau.

Reklamasi Danau

“Dahulu kala, terdapat begitu banyak air sehingga kapal uap dapat mengangkut pasokan pertanian dari daerah Bakersfield ke Fresno dan kemudian ke San Francisco,” tutur Underhill.

Suku asli Tachi Yokut awalnya menyebut bagian lembah tersebut sebagai rumah mereka dengan nama ‘Pa’ashi’, dan danau itu menjadi pusat kehidupan mereka. Namun, seiring waktu, pemerintah setempat mengeringkan danau tersebut melalui proses yang dikenal sebagai ‘reklamasi’.

“Jika orang-orang dapat menguras tanah itu, mereka akan diberikan kepemilikan atas sebagian tanah itu. Jadi ada insentif besar bagi para pemukim kulit putih untuk mulai melakukan pekerjaan itu,” kata Underhill.

Untuk mengalirkan air jauh dari danau, ratusan saluran dan cekungan irigasi dibangun. Tak lama setelah itu, sungai yang mengalir ke danau mengering sepenuhnya, membuka ratusan ribu hektar lahan pertanian. Proses ini memaksa suku Tachi Yokut untuk meninggalkan tanah mereka dan menyebabkan kerusakan parah pada ekosistem lokal akibat drainase yang terjadi.

Kembalinya danau tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, karena air terus naik dan tidak hanya merendam tanah pribadi, tetapi juga seluruh gudang penyimpanan yang berisi bahan-bahan berbahaya bagi ekosistem yang tengah pulih. Di antara bahan-bahan tersebut terdapat pupuk, kotoran ternak, dan bahkan kabel listrik.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa danau hantu ini bisa menghilang lagi. Meskipun muncul kembali tahun lalu, ini sebenarnya adalah kali kelima Danau Tulare muncul setelah menghilang sejak 1890.

Pola pengeringan dan penggenangan danau ini hampir bersifat siklus, sehingga kemungkinan besar danau tersebut akan menghilang lagi dalam waktu dekat.