Wilayah Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, mengalami masalah banjir rob yang sudah berlangsung selama beberapa hari.
Warga di sana mengeluhkan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, bahkan untuk hal dasar seperti mandi dan buang air besar (BAB).
Eriyanti (37), seorang warga RW 22 Muara Angke, menceritakan rumahnya selalu terendam air rob setiap pagi.
Akibatnya, keluarga Eriyanti kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari. “Waktu banjir, nggak bisa mandi. Bahkan BAB aja susah, WC-nya penuh air, jadi kita tahan-tahan saja,” ujarnya saat ditemui, Rabu (18/12/2024).
Beberapa warga mengatasi masalah BAB dengan pergi ke pinggir sungai yang tak jauh dari pemukiman.
Namun, Eriyanti memilih untuk menahan diri karena jaraknya yang cukup jauh. Ia pun terkadang terpaksa pergi ke masjid terdekat yang lebih tinggi dan tidak terendam air rob untuk melakukan aktivitas tersebut.
Selain masalah sanitasi, Eriyanti juga mengeluhkan sulitnya tidur karena harus berbagi ruang dengan enam anggota keluarga.
“Tidur di atas, tapi nggak muat, jadi sesak. Kalau malam air sudah surut, baru bisa kita bersihkan rumah,” katanya.
Kondisi tersebut terjadi setiap malam dan pagi, dengan air rob kembali meluap saat warga mulai beraktivitas.
Menurutnya, kondisi banjir rob tahun ini sedikit lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, di mana air mulai naik lebih awal pada pukul 21.00 WIB, sehingga membuat istirahat lebih sulit.
Banjir rob juga merusak barang-barang di rumah Eriyanti, termasuk mesin cuci.
“Mesin cuci rusak, sudah diperbaiki, tapi sekarang rusak lagi. Sudah pasrah saja,” keluhnya, menunjukkan betapa sulitnya hidup dengan dampak rob yang terus menerus mengganggu kehidupan sehari-hari.
