Gunung Es Raksasa Dua Kali Luas London Terlepas dari Antartika - Beritakarya.id

Gunung Es Raksasa Dua Kali Luas London Terlepas dari Antartika

Sebuah peristiwa langka terjadi di Antartika, ketika potongan besar es yang lebih dari dua kali lipat ukuran London Raya pecah, melebihi ukuran bongkahan es lainnya yang pernah tercatat sebelumnya. Potongan es seberat hampir satu triliun ton ini, yang telah bergerak secara perlahan ke arah utara sejak 2020, mengalami perpecahan di kawasan yang jauh dari pemukiman manusia, namun tetap memberikan dampak signifikan terhadap ekosistem Antartika.

Bongkahan es tersebut kini mengalir menuju pulau terpencil South Georgia di Samudra Atlantik Selatan. Kejadian ini meningkatkan potensi terjadinya bahaya bagi kehidupan liar di sekitarnya, terutama bagi bayi penguin dan anjing laut yang menghuni wilayah tersebut. Fenomena ini menandakan ancaman yang lebih besar, bukan hanya pada lingkungan tetapi juga bagi habitat satwa liar yang bergantung pada ketenangan wilayah tersebut.

Andrew Meijers, seorang ahli oseanografi fisik dari British Antarctic Survey, mengungkapkan bahwa potongan gunung es tersebut sepanjang 19 kilometer ini sudah terbelah. Meijers dan timnya adalah kelompok yang pertama kali menemukan gunung es tersebut pada akhir 2023 dan telah memantau pergerakannya melalui satelit. Ia menyatakan, “Ini jelas merupakan potongan gunung es pertama yang terlihat jelas.”

Soledad Tiranti, seorang ahli glasiologi yang saat ini melakukan ekspedisi ilmiah di Antartika bersama tim Argentina, menambahkan bahwa bagian dari gunung es tersebut telah terpisah dengan luas mencapai sekitar 80 kilometer persegi. Menurutnya, ini menandakan sebuah perubahan besar yang sedang terjadi, meskipun bentuk kerusakan tersebut masih sulit untuk diprediksi.

Selama ini, gunung es raksasa lainnya yang telah terlepas umumnya hancur dengan cepat dalam waktu beberapa minggu setelah terpisah. Namun, Meijers mengungkapkan bahwa kondisi kali ini lebih sulit diperkirakan. Ia menjelaskan, “Maaf untuk mengatakan, tetapi ini bukan ilmu pasti bagaimana hal-hal ini dapat hancur… sangat sulit untuk mengatakan apakah ini akan hancur sekarang, atau akan bertahan lebih lama.”

Gunung es yang dikenal sebagai A23a ini, yang tercatat sebagai gunung es terbesar dan tertua di dunia, pertama kali terlepas dari lapisan Antartika pada 1986. Selama lebih dari tiga dekade, gunung es tersebut terjebak sebelum akhirnya bergerak perlahan ke utara pada 2020, meskipun dipengaruhi oleh kekuatan samudra yang menyebabkan ia berputar di tempatnya.

Meskipun ancaman yang ditimbulkan terhadap satwa liar masih tergolong kecil, Meijers menyatakan bahwa jika gunung es tersebut terus pecah, hal ini bisa mempengaruhi ekosistem. Namun, hewan-hewan yang mencari makan masih memiliki kebebasan untuk bergerak antara bongkahan es yang lebih kecil. Keberlanjutan dampak perubahan ini terhadap ekosistem kutub akan terus menjadi perhatian, seiring berjalannya waktu dan semakin dekatnya potongan es tersebut dengan wilayah yang lebih dangkal.

Peristiwa ini mengingatkan kita akan kerentanannya lingkungan kutub dan bagaimana perubahan iklim global turut memberikan pengaruh besar terhadap ketahanan alam yang sudah lama terisolasi.