Berapa Lama Sebenarnya Satu Hari di Uranus Jika Dihitung dengan Waktu Bumi? - Beritakarya.id

Berapa Lama Sebenarnya Satu Hari di Uranus Jika Dihitung dengan Waktu Bumi?

Penemuan ilmiah terbaru membawa pembaruan dalam pemahaman manusia tentang waktu di salah satu planet es raksasa di tata surya — Uranus. Para ilmuwan mengungkap bahwa satu putaran penuh Uranus, yang setara dengan satu hari di planet tersebut, ternyata berlangsung sedikit lebih lama dari perhitungan sebelumnya.

Hasil ini diperoleh melalui pengamatan jangka panjang selama 11 tahun yang dilakukan menggunakan Teleskop Antariksa Hubble. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa durasi satu hari di Uranus adalah 17 jam, 14 menit, dan 52 detik, atau sekitar 28 detik lebih lama dibandingkan estimasi dari wahana antariksa Voyager 2 milik NASA yang terbang melewati planet tersebut pada tahun 1986.

Penemuan ini dipublikasikan pada 7 April lalu dalam jurnal ilmiah Nature Astronomy. Bagi dunia astronomi, selisih waktu ini memang terdengar kecil, tapi dalam pengukuran kosmik, akurasi adalah segalanya.

Sekitar empat dekade silam, Voyager 2 menjadi pionir manusia dalam menyambangi Uranus dari jarak dekat. Kala itu, informasi yang digunakan untuk menghitung panjang satu hari di Uranus bersumber dari sinyal radio yang dihasilkan aurora planet dan data magnetiknya. Berdasarkan pendekatan tersebut, para ilmuwan menyimpulkan bahwa satu hari Uranus berlangsung 17 jam, 14 menit, dan 24 detik.

Namun, metode tersebut mengandung margin kesalahan bawaan sekitar 36 detik. Seiring berlalunya waktu, kesalahan ini seperti tetesan air yang terus menggenang — perlahan namun pasti mengaburkan keakuratan orientasi medan magnet planet tersebut.

Dalam studi terbaru ini, para peneliti berupaya mereduksi tingkat ketidakpastian tersebut. Dengan menganalisis enam kumpulan data aurora di kutub magnet Uranus yang terekam antara tahun 2011 hingga 2022, mereka berhasil memperkirakan dengan lebih presisi titik kutub magnet dan, pada akhirnya, menentukan waktu rotasi planet secara lebih tepat. Kini, perkiraan baru tersebut memiliki margin kesalahan yang amat kecil — kurang dari 0,04 detik.

“Pengamatan berkelanjutan dari Hubble sangat penting,” kata Laurent Lamy, astronom dari Paris Observatory dan penulis utama studi tersebut, seperti dikutip oleh Science Alert pada Kamis (10/4/2025).
“Tanpa data yang sangat banyak ini, mustahil untuk mendeteksi sinyal periodik dengan tingkat akurasi yang kami capai,” ujarnya.

Walaupun selisih 28 detik tersebut masih berada dalam batas toleransi kesalahan yang diperhitungkan oleh Voyager 2, versi baru dari perhitungan ini memberikan landasan yang jauh lebih solid bagi sistem navigasi dan koordinat planet.

“Bukan berarti berubah. Sekarang cukup akurat untuk lebih bermanfaat,” ujar Tim Bedding, astronom dari University of Sydney, Australia.

Dengan akurasi rotasi yang lebih tajam, sistem koordinat yang dibangun berdasarkan perhitungan ini bisa bertahan dalam jangka panjang, bahkan hingga beberapa dekade ke depan. Ini menjadi fondasi yang sangat berharga bagi misi-misi antariksa masa depan yang ditujukan ke Uranus.

Peneliti juga menekankan bahwa perbaikan sistem bujur ini dapat dimanfaatkan untuk membandingkan observasi aurora dalam rentang waktu hampir empat dekade terakhir. Selain itu, koordinat ini juga akan menjadi pedoman penting bagi wahana masa depan seperti Uranus Orbiter and Probe, terutama dalam menentukan lokasi terbaik untuk memasuki atmosfer planet tersebut.

“Dengan sistem bujur baru ini, kami kini dapat membandingkan pengamatan aurora yang mencakup hampir 40 tahun dan bahkan merencanakan misi Uranus yang akan datang,” kata Lamy dalam pernyataan tersebut.