Sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah SD di Bandung, Jawa Barat, menangis dan mengaku dibully oleh teman-temannya viral di media sosial.
Video tersebut sontak mengundang simpati dan kemarahan warganet. Banyak yang mengecam tindakan bullying dan memberikan dukungan kepada bocah tersebut.
Namun, setelah ditelusuri, ternyata video tersebut hanyalah rekayasa.
Pria yang merekam video tersebut, Asep, mengaku sengaja membuat video tersebut untuk mendapatkan donasi.
Asep mengatakan, ia terinspirasi dari video serupa yang sebelumnya viral dan berhasil mendapatkan banyak donasi.
Asep mengaku menyesal atas tindakannya dan meminta maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan.
Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Kasus ini menjadi contoh bagaimana konten yang tidak bertanggung jawab dapat dengan mudah tersebar di media sosial dan menimbulkan keresahan masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.
Berikut beberapa tips untuk mengecek kebenaran informasi:
- Perhatikan sumber informasi. Pastikan informasi berasal dari sumber yang terpercaya.
- Cek fakta. Cari tahu informasi dari sumber lain untuk memastikan kebenarannya.
- Jangan mudah percaya dengan judul yang provokatif. Judul yang provokatif often dirancang untuk menarik perhatian dan membuat orang tergoda untuk menyebarkan informasi tanpa mengecek kebenarannya.
- Laporkan konten yang tidak benar. Jika Anda menemukan konten yang tidak benar, laporkan ke pihak platform media sosial.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak mudah tergoda dengan ajakan donasi online yang tidak jelas.
Sebelum memberikan donasi, pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu dan pastikan bahwa donasi tersebut akan digunakan untuk tujuan yang benar.