Fenomena cek khodam belakangan ini ramai diperbincangkan di berbagai media sosial, seperti TikTok, Facebook, dan Instagram. Dalam fenomena ini, seseorang mengaku bisa melihat khodam atau pendamping gaib yang dimiliki oleh orang lain. Cara ceknya pun terbilang mudah, hanya dengan menyebutkan nama lengkap di kolom komentar, dan si “pengecek” akan menerawang khodam yang dimiliki.
Awalnya, banyak orang yang penasaran dan antusias untuk mencoba cek khodam ini. Tak jarang, mereka pun dibuat heboh dengan hasil yang didapatkan. Ada yang katanya memiliki khodam harimau, khodam leluhur, bahkan khodam malaikat.
Namun, seiring berjalannya waktu, fenomena cek khodam ini mulai menuai kontroversi. Banyak orang yang meragukan kebenarannya dan menganggapnya hanya sebagai hiburan semata. Bahkan, tak sedikit pula yang mempertanyakan sisi religius dari praktik ini.
Terlepas dari benar atau tidaknya, fenomena cek khodam ini telah menjadi fenomena viral yang menarik untuk disimak. Berikut beberapa alasan mengapa cek khodam menjadi viral:
- Keingintahuan manusia terhadap hal gaib. Sejak dulu, manusia selalu tertarik dengan hal-hal yang bersifat mistis dan gaib. Cek khodam menawarkan cara mudah untuk mengetahui keberadaan khodam yang selama ini mungkin hanya ada dalam cerita atau mitos.
- Sensasi dan hiburan. Bagi sebagian orang, cek khodam ini simply a fun way to pass the time and get entertained. Hasil yang didapatkan, meskipun belum tentu benar, bisa menjadi bahan obrolan dan candaan yang menarik.
- FOMO (Fear of Missing Out). Di era media sosial ini, banyak orang yang tidak ingin ketinggalan tren. Cek khodam yang viral ini pun menjadi salah satu tren yang diikuti oleh banyak orang agar tidak dianggap ketinggalan zaman.
Meskipun viral dan menarik perhatian, penting untuk diingat bahwa cek khodam tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Hasil yang didapatkan pun tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak perlu terlalu percaya dengan hasil cek khodam. Anggap saja fenomena ini sebagai hiburan semata dan jangan sampai terjebak dalam kepercayaan yang menyesatkan.
Lebih baik kita fokus pada hal-hal yang nyata dan bermanfaat, seperti meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta melakukan perbuatan baik yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.