Lahan Sawit RI Begitu Terbentang Luas, Mengapa Produktivitasnya Masih Kalah dengan Malaysia? - Beritakarya.id
Bisnis  

Lahan Sawit RI Begitu Terbentang Luas, Mengapa Produktivitasnya Masih Kalah dengan Malaysia?

Indonesia memiliki lahan sawit terluas di dunia, yaitu mencapai 16,38 juta hektar (ha) per tahun 2022.

Angka ini jauh melebihi Malaysia yang hanya memiliki 6,7 juta ha.

Namun, ironisnya, produktivitas sawit Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Malaysia.

Hal ini terlihat dari rata-rata panen per hektar (ha) sawit di Indonesia yang hanya mencapai 4,3 ton per ha, sedangkan Malaysia mencapai 5,5 ton per ha.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Rendahnya Produktivitas Sawit Indonesia

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas sawit Indonesia, antara lain:

  • Usia Tanaman Sawit yang Tua: Banyak kebun sawit di Indonesia yang sudah tua dan perlu diremajakan.
  • Penggunaan Pupuk dan Pestisida yang Berlebihan: Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat merusak kesuburan tanah dan menurunkan produktivitas tanaman.
  • Kurangnya Adopsi Teknologi Pertanian Modern: Petani sawit di Indonesia masih banyak yang menggunakan metode tradisional dan belum banyak yang mengadopsi teknologi pertanian modern seperti penggunaan pupuk organik dan biopestisida.
  • Kurangnya Sumber Daya Manusia yang Terampil: Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang pertanian sawit masih terbatas.
  • Infrastruktur yang Kurang Memadai: Infrastruktur seperti jalan dan irigasi yang kurang memadai dapat menghambat distribusi hasil panen dan meningkatkan biaya produksi.

Upaya Meningkatkan Produktivitas Sawit Indonesia

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas sawit, antara lain:

  • Mempercepat peremajaan kebun sawit: Pemerintah telah mengalokasikan dana untuk membantu petani sawit dalam meremajakan kebun mereka.
  • Meningkatkan penggunaan pupuk organik dan biopestisida: Pemerintah mendorong petani sawit untuk menggunakan pupuk organik dan biopestisida untuk menjaga kesuburan tanah dan menurunkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
  • Mendorong adopsi teknologi pertanian modern: Pemerintah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani sawit untuk mengadopsi teknologi pertanian modern.
  • Meningkatkan sumber daya manusia yang terampil: Pemerintah bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang pertanian sawit.
  • Membangun infrastruktur yang memadai: Pemerintah membangun infrastruktur seperti jalan dan irigasi untuk memperlancar distribusi hasil panen dan menurunkan biaya produksi.

Kesimpulan

Meskipun Indonesia memiliki lahan sawit terluas di dunia, namun produktivitasnya masih kalah dibandingkan dengan Malaysia.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia tanaman sawit yang tua, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan, kurangnya adopsi teknologi pertanian modern, kurangnya sumber daya manusia yang terampil, dan infrastruktur yang kurang memadai.

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas sawit, seperti mempercepat peremajaan kebun sawit, mendorong penggunaan pupuk organik dan biopestisida, meningkatkan adopsi teknologi pertanian modern, meningkatkan sumber daya manusia yang terampil, dan membangun infrastruktur yang memadai.

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan produktivitas sawit Indonesia dapat meningkat dan Indonesia dapat menjadi negara penghasil sawit terbesar dan terbaik di dunia.