Kombinasi daya beli masyarakat yang menurun dan harga bahan baku yang melambung tinggi menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup sejumlah bisnis di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), daya beli masyarakat Indonesia pada bulan Juni 2024 mengalami penurunan sebesar 0,12% dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti inflasi, kenaikan harga bahan pokok, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, harga bahan baku di berbagai sektor mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor global, seperti perang di Ukraina, disrupsi rantai pasokan, dan kenaikan harga energi.
Kenaikan harga bahan baku dan penurunan daya beli masyarakat ini menjadi pukulan ganda bagi pengusaha. Laba mereka tergerus karena harga bahan baku yang tinggi, sementara permintaan dari konsumen menurun karena daya beli yang menipis.
Kondisi ini dikhawatirkan dapat menyebabkan gelombang penutupan usaha dan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam waktu dekat.
Berikut beberapa sektor bisnis yang terancam oleh kondisi ini:
- Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM): UMKM umumnya memiliki modal yang terbatas dan margin keuntungan yang tipis. Kenaikan harga bahan baku dapat menggerus keuntungan mereka secara signifikan, bahkan menyebabkan mereka merugi.
- Usaha yang bergerak di bidang konsumsi: Industri makanan dan minuman, tekstil, dan alas kaki adalah beberapa contoh usaha yang bergerak di bidang konsumsi. Daya beli masyarakat yang menurun dapat menyebabkan permintaan terhadap produk-produk ini menurun, sehingga berakibat pada penurunan omzet dan laba perusahaan.
- Usaha yang menggunakan banyak energi: Industri manufaktur, transportasi, dan logistik adalah beberapa contoh usaha yang menggunakan banyak energi. Kenaikan harga energi dapat meningkatkan biaya produksi secara signifikan, sehingga berakibat pada penurunan keuntungan perusahaan.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membantu para pelaku usaha dalam menghadapi situasi ini. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menurunkan harga bahan baku: Pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif kepada para pelaku usaha untuk membantu mereka menekan biaya produksi.
- Meningkatkan daya beli masyarakat: Pemerintah dapat memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, serta meningkatkan upah minimum regional (UMR).
- Mempermudah akses permodalan bagi UMKM: Pemerintah dapat memberikan kemudahan akses permodalan bagi UMKM dengan suku bunga yang rendah.
Selain itu, para pelaku usaha juga perlu melakukan penyesuaian strategi bisnis mereka agar dapat bertahan dalam situasi yang sulit ini. Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain:
- Mencari alternatif bahan baku yang lebih murah: Para pelaku usaha dapat mencari alternatif bahan baku yang lebih murah atau melakukan efisiensi penggunaan bahan baku.
- Mengembangkan produk baru yang lebih hemat biaya: Para pelaku usaha dapat mengembangkan produk baru yang lebih hemat biaya atau mencari cara untuk meningkatkan efisiensi proses produksi.
- Menjelajahi pasar baru: Para pelaku usaha dapat mencari pasar baru untuk produk mereka atau memperluas jangkauan pasar mereka secara online.
Dengan upaya bersama dari pemerintah dan pelaku usaha, diharapkan kondisi daya beli masyarakat yang menurun dan harga bahan baku yang tinggi dapat diatasi dengan segera, sehingga dampak negatifnya terhadap perekonomian nasional dapat diminimalisir.