Baru-baru ini, media sosial dihebohkan oleh sebuah video yang menunjukkan seorang pemilik kos di Semarang yang ketahuan memakan daging kucing. Pria tersebut, yang berusia 63 tahun dan dikenal dengan inisial NY, mengklaim bahwa tindakannya tersebut didorong oleh alasan kesehatan, khususnya untuk mengobati diabetes yang dideritanya. Kasus ini menjadi viral setelah video yang diunggah oleh akun TikTok @/three.in.onee menyebar luas dan memicu berbagai reaksi dari masyarakat.
Pengakuan Mengejutkan Sang Bapak Kos
Dalam video tersebut, terdengar percakapan antara NY dan seseorang yang memergokinya sedang menyantap daging kucing. Ketika ditanya alasan di balik tindakannya, NY dengan tenang menjelaskan bahwa ia sengaja mengonsumsi daging kucing untuk menurunkan kadar gula darahnya yang terus-menerus tinggi akibat diabetes. “Kalau nggak makan daging (kucing), tinggi terus gulanya,” ujar NY dalam video tersebut.
Pengakuan ini membuat para penghuni kosan dan netizen terkejut. NY bahkan mengatakan bahwa ia lebih memilih mengorbankan kucing daripada bunuh diri karena penyakitnya. “Daripada saya bunuh diri? Daripada saya yang mati, mending kucing yang mati, dong,” ujarnya dengan nada yang tampak putus asa.
Penyelidikan oleh Pihak Berwajib
Kasus ini akhirnya menarik perhatian pihak kepolisian. Polsek Gunungpati, Semarang, segera melakukan penelusuran untuk mengonfirmasi kebenaran dari video yang viral tersebut. Dalam penelusuran, Kapolsek Gunungpati, Kompol Agung Raharjo, menyatakan bahwa NY mengakui telah memakan daging kucing berkali-kali selama setahun terakhir, dengan total sekitar 10 ekor kucing, sebagian besar di antaranya adalah kucing liar.
Pihak kepolisian juga membawa NY serta beberapa penghuni kos untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Selain itu, Tim Inafis Polrestabes Semarang sempat datang ke lokasi dan menemukan barang bukti berupa tulang kucing, magic jar, palu, dan sabit yang diduga digunakan untuk mempersiapkan daging kucing sebelum dikonsumsi.
Bahaya Konsumsi Daging Kucing
Meskipun NY beralasan bahwa ia memakan daging kucing demi kesehatan, para ahli dan organisasi kesehatan mengingatkan tentang bahaya yang mengintai di balik konsumsi daging kucing. Berikut beberapa risiko utama:
1. Tidak Ada Jaminan Keamanan Konsumsi
Di Indonesia, tidak ada regulasi atau standar keamanan yang mengatur pemotongan dan konsumsi daging kucing. Hal ini berbeda dengan hewan ternak lain yang dipotong di Rumah Potong Hewan (RPH) yang memastikan produk yang dihasilkan aman, sehat, dan layak dikonsumsi. Kucing bukanlah hewan konsumsi, sehingga tidak ada jaminan bahwa dagingnya aman untuk dikonsumsi manusia.
2. Risiko Penyakit Meat Borne Disease
Konsumsi daging kucing berpotensi menimbulkan berbagai penyakit berbahaya yang dikenal sebagai Meat Borne Disease, seperti Tuberculosis, Salmonellosis, dan Taeniasis. Selain itu, kucing juga bisa menjadi reservoir rabies, sehingga infeksi rabies dan potensi zoonosis lainnya menjadi risiko serius bagi mereka yang mengonsumsi daging kucing.
3. Pelanggaran terhadap Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare)
Dari sudut pandang etika, konsumsi daging kucing juga merupakan pelanggaran terhadap kesejahteraan hewan. Kucing umumnya dianggap sebagai hewan peliharaan dan bukan hewan konsumsi. Tindakan pemotongan dan konsumsi kucing tanpa standar yang jelas dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan melanggar prinsip-prinsip animal welfare.
Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Konsumsi Daging Kucing
Kasus ini menggarisbawahi pentingnya edukasi masyarakat mengenai bahaya konsumsi daging kucing. Organisasi kesehatan dan pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif terkait risiko kesehatan, etika, dan hukum yang terkait dengan konsumsi daging kucing. Pendekatan yang tepat, baik dari sudut pandang agama, kesehatan, maupun kesayangan terhadap hewan, perlu diterapkan untuk mengurangi praktik ini di masyarakat.
Edukasi sejak usia dini juga diperlukan untuk memutus rantai konsumsi daging kucing secara perlahan. Dengan begitu, generasi mendatang dapat lebih memahami pentingnya kesejahteraan hewan dan menjaga kesehatan diri dengan cara yang benar dan aman.
Penutup
Viralnya kasus bapak kos yang memakan daging kucing sebagai obat diabetes di Semarang menjadi peringatan bagi kita semua. Meskipun kondisi kesehatan bisa menjadi alasan, penting untuk tidak melakukan tindakan ekstrem yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai bahaya konsumsi daging kucing harus terus ditingkatkan demi kesehatan dan kesejahteraan bersama.