Bisnis pernak-pernik Agustusan, yang biasanya menjadi sumber rezeki tambahan bagi banyak pedagang menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, kini mengalami masa surut. Jika di tahun-tahun sebelumnya, berbagai aksesoris merah-putih laris manis dan memberikan keuntungan besar, namun sekarang situasinya berbeda. Para pedagang merasa bahwa antusiasme masyarakat dalam membeli pernak-pernik untuk merayakan kemerdekaan telah menurun drastis.
Banyaknya Penjual, Minimnya Pembeli
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah meningkatnya jumlah penjual pernak-pernik Agustusan. Tidak hanya pendatang dari luar daerah yang datang dengan harapan meraih untung, tetapi juga warga lokal yang turut mencoba peruntungan di bisnis ini. Akibatnya, pasar menjadi jenuh, dan persaingan antar pedagang semakin ketat.
“Sekarang ini sudah tidak seramai dulu, karena sekarang banyak orang yang berjualan. Kalau dulu cuma kita yang dari Jawa, tetapi sekarang warga lokal juga pada minta barang kepingin jualan. Banyaknya penjual, sehingga kurang pembelinya,” kata Deni, seorang penjual pernak-pernik Agustusan di Jalan Sutan Syahrir Pontianak, Jumat (9/8/2024).
Deni, yang telah berjualan pernak-pernik Agustusan selama beberapa tahun, mengungkapkan bahwa meskipun masih ada pembeli, jumlahnya jauh dari yang diharapkan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana banyak pembeli yang membeli dalam jumlah besar, sekarang pembelian lebih banyak dilakukan per biji dan jarang sekali yang membeli dalam jumlah kodian.
“Laku sih ada, cuma tidak seramai seperti dulu. Biasanya kita habis berapa bal, tapi sekarang paling hanya berapa bal. Pokoknya turunnya sangat jauh, udah dua musim. Jika dibanding tahun-tahun lalu, turun sekitar 50 persen,” tambah Deni.
Pernak-Pernik yang Masih Diminati
Meskipun minat terhadap pernak-pernik Agustusan menurun, ada beberapa barang yang masih menjadi favorit di kalangan pembeli. Menurut Deni, bendera rumahan dengan ukuran standar tetap menjadi produk yang paling laku, meskipun jumlah penjualannya juga menurun. Harga bendera ini berkisar antara 25 hingga 40 ribu rupiah, tergantung pada ukurannya.
Selain bendera, umbul-umbul warna-warni, backdrop, bandir, dan ketupat Agustusan juga masih dijual meskipun peminatnya tidak sebanyak dulu. Barang-barang ini biasanya dibeli oleh mereka yang ingin merayakan Hari Kemerdekaan dengan dekorasi khas yang meriah di rumah atau lingkungan mereka.
Perubahan Perilaku Konsumen
Penurunan minat terhadap pernak-pernik Agustusan juga bisa disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, banyak orang yang memilih untuk merayakan momen penting ini dengan cara yang lebih sederhana dan tidak terlalu menonjolkan dekorasi fisik. Selain itu, dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat pasca-pandemi juga mempengaruhi daya beli, sehingga mereka cenderung lebih selektif dalam pengeluaran.
Sebagian masyarakat kini lebih memilih untuk merayakan Hari Kemerdekaan dengan kegiatan yang lebih bersifat sosial atau edukatif, dibandingkan dengan menghias rumah dengan pernak-pernik. Selain itu, kemudahan akses terhadap informasi dan ide kreatif melalui media sosial juga membuat masyarakat lebih memilih untuk membuat dekorasi sendiri, sehingga mengurangi ketergantungan pada pernak-pernik yang dijual di pasar.
Kesimpulan
Bisnis pernak-pernik Agustusan yang dahulu menjadi andalan bagi para pedagang untuk meraih keuntungan, kini menghadapi tantangan besar. Banyaknya penjual yang berusaha meraup untung dari momen ini, ditambah dengan perubahan perilaku konsumen, membuat pasar menjadi jenuh dan menurunkan permintaan. Meskipun demikian, masih ada beberapa produk yang tetap diminati, seperti bendera rumahan dan umbul-umbul, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit.
Bagi para pedagang, situasi ini menjadi pelajaran penting untuk lebih beradaptasi dengan perubahan pasar dan mungkin mencari inovasi baru untuk tetap menarik minat konsumen di masa mendatang. Sementara itu, bagi konsumen, kemeriahan peringatan Hari Kemerdekaan dapat dirayakan dengan berbagai cara yang lebih kreatif dan bermakna, tanpa harus selalu bergantung pada pernak-pernik fisik.