Poster “Peringatan Darurat” dengan lambang Garuda Pancasila berlatar biru mendadak viral di media sosial, memancing perhatian berbagai kalangan. Kemunculannya terjadi bersamaan dengan keputusan Baleg DPR untuk mengesahkan RUU Pilkada, yang menjadi sorotan publik. Poster tersebut ternyata merupakan potongan dari video yang diunggah oleh akun YouTube EAS Indonesia Concept.
Apa Itu EAS Indonesia Concept?
EAS Indonesia Concept adalah akun YouTube yang mempopulerkan konsep The Emergency Alert System (EAS) dalam versi Indonesia. EAS sendiri merupakan sistem peringatan kedaruratan nasional yang pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat. Tujuannya adalah untuk menyebarkan pesan darurat melalui siaran televisi dan radio saat situasi krisis terjadi.
Namun, EAS Indonesia Concept tidak hanya meniru konsep ini secara mentah-mentah. Mereka mengemasnya menjadi sebuah analog horror, genre yang menggabungkan elemen horor dengan format siaran televisi atau radio dari era analog. Video-video yang dihasilkan menggambarkan situasi darurat fiktif yang menegangkan dan misterius, yang sering kali membuat penontonnya merinding.
Simbolisme Poster Garuda Berlatar Biru
Poster “Peringatan Darurat” yang viral ini memperlihatkan lambang Garuda Pancasila dengan latar biru, yang menambah kesan mencekam. Warna biru dalam konteks ini bisa diasosiasikan dengan perasaan tenang atau netral, namun ketika dipadukan dengan lambang negara dan kata-kata “Peringatan Darurat”, pesan yang disampaikan berubah menjadi peringatan serius terhadap situasi yang dianggap genting.
Beberapa netizen mengaitkan poster ini dengan kondisi politik dan sosial yang sedang berlangsung, terutama setelah pengesahan RUU Pilkada yang kontroversial. Poster ini menjadi simbol protes dan ketidakpuasan publik terhadap situasi politik yang dianggap mengancam demokrasi.
Reaksi Publik dan Figur Publik
Bukan hanya netizen biasa yang merespons poster ini, tetapi juga para aktivis, musisi, sutradara, hingga komedian. Mereka secara serempak mengunggah poster tersebut ke akun media sosial mereka sebagai bentuk solidaritas dan penyampaian pesan kepada pemerintah. Salah satu unggahan yang paling banyak mendapat perhatian adalah puisi karya Okky Madasari yang turut menyertai poster “Peringatan Darurat”.
Puisi tersebut berbunyi, “Peringatan Darurat. Buk, negara kita darurat/dipimpin penjahat/yang terbahak-bahak/melihat aturan diacak-acak/dikuasai pengkhianat/yang tetap tidur nyenyak/saat rakyat berteriak-teriak.”
Kata-kata ini mengandung kritik tajam terhadap para pemimpin yang dianggap tidak peduli dengan aspirasi rakyat dan malah mempermainkan aturan demi kepentingan pribadi.
Kesimpulan
Viralnya poster “Peringatan Darurat” dengan logo Garuda berlatar biru bukan sekadar sensasi di media sosial. Poster ini telah menjadi simbol protes yang kuat, mencerminkan kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi politik yang tidak menentu. Kejadian ini juga menunjukkan bagaimana media digital dan kreatifitas seperti analog horror bisa menjadi alat yang efektif untuk menyuarakan opini dan kritik sosial di era modern.
4o