Sebuah truk engkel mengalami kecelakaan dengan menabrak lima kendaraan di Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto, Cipanas, Cianjur, pada hari Minggu (29/9/2024). Insiden yang diduga disebabkan oleh masalah pada sistem rem itu mengakibatkan sepuluh orang mengalami luka-luka. Kecelakaan ini seperti badai yang menerjang ketenangan lalu lintas, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kondisi kendaraan agar tidak menjadi ancaman bagi keselamatan pengendara lain.
Kecelakaan tersebut terjadi ketika truk engkel dengan nomor polisi D 8145 XW, yang dikemudikan oleh Dwi Sukamto, melaju dari arah Bogor menuju Cianjur pada siang hari Minggu. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana kelalaian dalam berkendara dapat berujung pada situasi yang berbahaya, merugikan banyak pihak, dan mengguncang ketenangan perjalanan.
Namun, saat truk melaju di jalur menurun di kawasan Puncak Cianjur, tiba-tiba rem kendaraan tersebut mengalami kegagalan fungsi. Kejadian ini menjadi momen kritis, seolah-olah kendali truk terlepas dari tangan pengemudi, menciptakan ancaman yang semakin mendekat saat gravitasi menariknya menuju bahaya.
“Jadi saat melalui jalur Puncak di kawasan Desa Ciloto, dengan kondisi jalan menurun laku truk tidak terkendali dan out ke kanan. Saat berusaha direm, ternyata remnya tidak berfungsi,” ujar Kasatlantas Polres Cianjur AKP Anjar Maulana, Minggu (29/9/2024).
Menurut penuturan saksi, saat truk itu keluar dari lajur, kendaraan tersebut menyerempet mobil dengan nomor polisi B 1056 MN dan B 2706 SM. Setelah insiden tersebut, truk yang masih melaju tak terkendali kembali menyerempet tiga unit sepeda motor yang berada di depannya. Kejadian ini menciptakan suasana panik dan kekacauan di jalanan, seolah-olah setiap kendaraan menjadi bagian dari domino yang saling jatuh dalam satu rangkaian kecelakaan.
Truk tersebut akhirnya berhenti setelah terjatuh ke dalam selokan yang terletak di bahu jalan sebelah kanan, dari arah Bogor menuju Cianjur. Kejadian ini menandai akhir dari perjalanan berbahaya truk yang sebelumnya telah menimbulkan serangkaian kecelakaan. Selokan tersebut seolah menjadi peredam yang mengakhiri kekacauan, mencegah potensi dampak yang lebih fatal bagi kendaraan lain di jalur yang padat tersebut.
“Jadi total lima kendaraan tertabrak dan terserempet truk sebelum akhirnya laku truk berhenti setelah terperosok ke bahu jalan,” kata dia.
Dia menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut mengakibatkan sepuluh orang mengalami luka, di mana tujuh di antaranya mengalami luka ringan, sementara tiga lainnya mengalami luka berat. Situasi ini menggambarkan betapa kecelakaan itu telah menimbulkan dampak yang signifikan, menciptakan dua kategori luka yang berbeda: satu yang lebih ringan, namun tetap menuntut perhatian medis, dan satu lagi yang lebih serius, menunjukkan bahwa beberapa korban berada dalam kondisi kritis.
“Untuk korban jiwa tidak ada. Tapi ada 10 orang, termasuk sopir truk yang mengalami luka-luka,” kata dia.
Anjar mengungkapkan bahwa, berdasarkan hasil penyelidikan awal, kecelakaan tersebut disebabkan oleh rem truk engkel yang mengalami kegagalan fungsi, yang mengakibatkan kendaraan kehilangan kendali saat melaju di jalur menurun. Kejadian ini menyoroti betapa pentingnya sistem rem yang berfungsi dengan baik, terutama di area dengan kontur jalan yang curam, di mana satu kesalahan kecil dapat berujung pada konsekuensi yang serius.
“Dugaan sementara disebabkan remblong. Tapi untuk lebih pastinya kita lakukan penyelidikan lebih lanjut. Sopir dan saksi-saksi masih kita periksa,” kata dia.