Akom Ungkap Fakta Sejarah Perjuangan SOKSI di Sumatera Utara

Ketua SOKSI, Ade Komarudin didampingi Ketua DPRD Sumut, H Wagirin Amran, perwakilan Gubernur Sumut, Nouval, Bupati Serdang Bedagai, Sukirman, Wakapolres Sergai, Kompol Rizal, wakil dari DPD I Golkar Sumut, Suruhenta Sembiring, Ketua KPPG Sumut, Rini Sufiyanti Saleh menabuh gong sebagai tanda dimulainya P2KB tingkat Sumatera Utara, Senin (20/2/2017)
BERKARYA.CO.ID, SERDANGBEDAGAI – Jangan pernah lupa sejarah! Begitu kata pendiri bangsa ini. Karena itu pulalah Ke­tua Umum De­pinas SOKSI, Ade Ko­marudin banyak mengungkap fakta sejarah  perjuangan SOKSI di kancah perjuangan nasional.
Hal itu disampaikan pria yang biasa disapa Akom itu saat memberikan sambutan di depan peserta Pen­didikan Poli­tik Kader Bangsa (P2KB) di Ho­tel Pan­tai Cer­min, Tampa, Ser­dang Be­da­gai, Su­mat­era Utara.
Pria yang biasa disapa Akom itu menyatakan, bahwa kehadiran seluruh anggota SOKSI Sumatera Utara dalam perhelatan P2KB itu merupakan bagian dari mengulang cikal bakal sejarah bangkitnya SOKSI.
“Provinsi ini (Sumut, red) memiliki hubungan historis yang penting dengan lahirnya SOKSI, sebagai penjaga nilai-nilai Pancasila dan keutuhan NKRI,” kata Akom, Senin (20/2/2017).

Baca Juga: Akom: SOKSI Harus Hadir Se­ba­gai Penye­la­mat Bangsa

Di tengah derasnya gempuran politik dan serangan fisik kelompok komunis pada rentang tahun 1957 sampai dengan 1965, sore ini kata Akom, kita berada tak jauh dari perkebunan, yang menjadi basis rekrutmen SOKSI di awal-awal kehadirannya di pentas politik Indonesia.
Perkebunan yang dimaksud Akom adalah perkebunan di Bandar Betsy, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. “Kebun itu terletak kurang lebih 88 Km dari tempat acara kita ini. Saat ini kebun tersebut sudah menjadi milik negara dibawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara II yang dikepalai oleh Bapak Elia Masa Manik, yang kebetuklan hadir di tengah-tengah kita,” terang Akom.
Perkebunan tersebut, lanjut Akom, adalah saksi sejarah wafatnya seorang Baladhika Karya, pasukan pemukul SOKSI bernama Peltu Sujono. Peltu Sujono, lanjutnya, adalah anggota pasukan pengamanan perkebunan yang saat ini sudah dinasionalisasi dari Belanda oleh Badan Pusat Koordinasi Perusahaan-perusahaan Negara (BPKPN).
“Peltu Sujono meninggal akibat dikoroyok oleh Barisan Tani Indonesia yang merupakan underbouw PKI. Mereka (PKI) menyerang perkebunan karena ingin menguasai wilayah tersebut. Dan harus diingat bahwa Peltu Sujono adalah salah satu Komandan Baladhika Karya SOKSI yang memang ditempatkan di kebun Bandar Betsy dibawah komando Prof Suhardiman yang saat itu adalah koordinator BPKP,” ungkapnya.
Peristiwa Bandar Betsy itu kemudian diabadikan lewat Monumen Kesaktian Pancasila di Bandar Betsy, Simalungun. “Karena itu, banggalah Sumatera Utara. Teman-teman karyawan perkebunan adalah basis historis SOKSI,” tegas Akom diikuti teriakan Maju Terus SOKSI!
Masih kata Akom, Barisan Tani Indonesia PKI itu juga melakukan serangan serupa di Jengkol, Kediri, Jawa Timur, di Delanggu, Boyolali, Jawa Tengah, dan Indramayu, Jawa Barat.
Editor: Iffan Gondrong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *