Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa stok infrastruktur di Indonesia masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju. Oleh karena itu, untuk dapat bersaing secara efektif, Indonesia perlu membangun lebih banyak infrastruktur sebagai pendukung.
Awalnya, Jokowi membandingkan jumlah infrastruktur di Indonesia dengan yang ada di China, dan ia menilai perbedaannya sangat mencolok. Sebagai contoh, China sudah memiliki jaringan kereta cepat sepanjang 28.000 kilometer, sedangkan Indonesia baru menyelesaikan pembangunan sepanjang 148 kilometer.
“Kereta cepat juga sudah dibangun dari Jakarta ke Bandung hanya 148 kilometer, itu pun ramainya bertahun-tahun. Di China kalau mau dibandingkan itu sekarang sudah memiliki kurang lebih 28.000 kilometer kereta cepat,” ungkap Jokowi dalam Kompas 100 CEO Forum yang disiarkan langsung dari IKN, Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024).
Selain kereta cepat, panjang jaringan jalan tol di Indonesia juga masih jauh ketinggalan dibandingkan dengan China. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 2.433 kilometer jalan tol, sementara di Negeri Tirai Bambu, jalan tol sudah mencapai panjang 48.000 kilometer.
“Di China sekarang memiliki jalan tol 48.000 jadi jauh banget masih,” sebut Jokowi.
Dari kedua fakta tersebut, Jokowi menyimpulkan bahwa stok infrastruktur di Indonesia masih sangat minim dan tertinggal dibandingkan negara-negara maju. Ia berpendapat bahwa pembangunan infrastruktur perlu terus dilanjutkan.
“Artinya, stok infrastruktur kita masih jauh tertinggal dari negara yang tadi saya sebut,” pungkas Jokowi.