Sri Erni Juniarti (42), seorang pekerja migran asal Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan cara yang memilukan. Warga Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak ini dilaporkan meninggal dunia di tempat kerjanya yang berada di Suriah.
Kepulangan jenazah Sri Erni ke Tanah Air terhambat akibat situasi perang saudara yang masih berlangsung di Suriah. Hal ini disampaikan oleh Elly Widianingsih, Pejabat Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi. Kondisi ini menambah kesedihan bagi keluarga yang menantikan kepulangan almarhumah.
Elly menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk membahas pemulangan jenazah Sri Erni. Namun, menurutnya, proses tersebut mengalami hambatan akibat situasi perang saudara yang melanda Suriah, terutama di Damaskus yang kini tengah dilanda konflik. Keadaan ini menyulitkan semua pihak yang terlibat dalam pemulangan almarhumah ke Tanah Air.
“Pemulangan jenazah dapat dilakukan melalui jalur darat ke Beirut, tetapi saat ini situasi di Beirut juga tidak aman karena perang. Oleh karena itu, jenazah saat ini masih berada di rumah sakit di Damaskus,” kata Elly kepada awak media, Jumat (18/10/2024).
Lebih lanjut, kondisi Bandara Beirut dianggap tidak memungkinkan untuk memfasilitasi pemulangan korban. Elly menjelaskan bahwa jenazah korban telah diautopsi di Rumah Sakit Damaskus, yang mengungkapkan bahwa penyebab kematian adalah penyakit yang menyerang bagian kepala. Situasi ini menambah kompleksitas dalam proses pemulangan, di tengah ketidakstabilan yang terjadi di wilayah tersebut.
“Iya, diduga almarhum ini meninggal dunia akibat pembuluh darah yang pecah, yang mengakibatkan pendarahan hebat pada bagian kepalanya,” ujarnya.
Dia meminta agar keluarga korban bersabar dalam menghadapi situasi ini. Bersama Kementerian Luar Negeri, dia terus berupaya untuk memastikan agar jenazah Sri Erni dapat segera dipulangkan ke rumah duka di Sukabumi. Upaya ini dilakukan meskipun ada tantangan yang harus dihadapi akibat situasi yang tidak menentu.
“Sri Erni bekerja sebagai asisten rumah tangga di Suriah, dan berangkat ke negara tersebut pada tahun 2021 saat pandemi COVID-19. Ia diketahui berangkat melalui jalur ilegal, mengingat kondisi saat itu tengah terjadi wabah COVID-19,” kata dia.
“Kami berharap situasi di Damaskus segera membaik agar proses pemulangan dapat dilakukan dengan aman sampai tujuan,” tutupnya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa pihak keluarga menduga Sri Erni meninggal dalam kondisi yang tidak wajar. Bambang (34), keponakan Erni, menerima kabar mengenai kematian korban pada 19 September. Sebagai langkah lanjut, pihak keluarga telah mengajukan laporan kepada polisi terkait dugaan kematian yang mencurigakan tersebut. Mereka berharap penyelidikan dapat mengungkap fakta di balik kematian Sri Erni.
“Dikabari petugas KBRI pada tanggal 19 atau 20 bulan ini, bahwa dia meninggal dunia. Katanya meninggal karena terjatuh saat bekerja hingga mengalami pendarahan di otak,” kata Bambang.
“Terbaru, saya menerima surat dari Kemenlu yang menyatakan bahwa Sri Erni meninggal akibat pecah pembuluh otak karena tekanan darah tinggi yang parah dan tidak sempat ditangani atau diobati dengan baik,” sambungnya.
Bambang menambahkan bahwa sehari sebelum meninggal, Sri Erni sempat mengirim pesan melalui WhatsApp yang mengungkapkan bahwa ia telah dianiaya oleh majikannya. Pesan tersebut menambah kekhawatiran keluarga mengenai kondisi dan keselamatan Sri Erni sebelum kepergiannya, menunjukkan adanya masalah serius yang mungkin berkontribusi pada kematian yang mencurigakan ini.
“Mbak Sri pernah bilang kalau dia dipukul majikannya pakai panci di kepala hingga berdarah. Ini yang membuat kami semakin yakin ada yang janggal dengan kematiannya,” ungkap Bambang.
“Ini sangat janggal karena setahu saya, Mbak Sri selama hidupnya tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Harapan kami agar ini diusut tuntas, dan hak-hak almarhum bisa dipenuhi karena dia meninggalkan tiga anak yang masih kecil,” sambungnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri membenarkan adanya laporan yang dibuat oleh keluarga almarhumah Sri Erni. “Kami sudah menerima laporan pengaduan, selanjutnya kami akan mengundang sejumlah pihak untuk dimintai keterangan,” singkat Ali.