Jika terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, calon nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), berencana membentuk pasukan tiga rompi. Pasukan ini akan diberdayakan untuk menangani berbagai isu di Jakarta, mulai dari kebersihan hingga permasalahan anak jalanan.
RK mengungkapkan rencananya tersebut dalam acara dialog “Ragam Perspektif Membangun Jakarta” yang diadakan di Universitas Indonesia, Depok, pada Jumat (15/11/2024). Dialog tersebut dimulai dengan pertanyaan dari mahasiswa mengenai upaya RK dalam mengatasi masalah anak jalanan yang tidak bersekolah karena kendala administratif.
“Kemudian anak jalanan, masalah sosial menyertai gap tadi. Dulu yang saya lakukan waktu di Bandung dan akan saya lakukan di Jakarta, saya akan bikin pasukan tiga rompi,” jawab RK.
RK menjelaskan bahwa pasukan tiga rompi tersebut terdiri dari rompi hijau, yang akan bertugas merawat tanaman di pinggir jalan, serta rompi oranye yang fokus pada pengelolaan kebersihan dan penanggulangan banjir.
“Rompi hijau, saya bayar ngurusin nyiram tanaman, peruning pohon-pohon, ngurusin yang hijau-hijau di pinggir jalan, di tengah jalan, di media, di mana-mana. Yang kedua ada rompi oranye, itu urusan kebersihan, urusan banjir,” ucapnya.
Selanjutnya, rompi merah akan digunakan untuk menangani masalah sosial di perempatan jalan. Pasukan dengan rompi ini akan fokus mencari anak jalanan yang tidak bersekolah dan berupaya agar mereka dapat melanjutkan pendidikan.
“Nah yang ketiga, ini rompi merah, dulu. Rompi merah itu adalah pasukan rompi untuk mengatasi problematika sosial di perempatan-perempatan, mencari anak-anak jalanan yang tidak sekolah. Kemudian diurus enggak ada KTP enggak boleh sekolah, zolim dong sebagai negara,” ucapnya.
RK menyatakan bahwa setiap warga berhak untuk bersekolah meskipun tidak memiliki KTP. Baginya, yang terpenting adalah memastikan anak-anak tersebut mendapatkan pendidikan terlebih dahulu, sementara masalah administrasi bisa diselesaikan belakangan.
“Semua yang hidup di tanah Indonesia ber-KTP- tidak ber-KTP, negara wajib berinovasi untuk memenuhi dulu. Ibaratnya tuh masuk aja sekolah dulu, nanti kita beresin cari solusi apakah surat keterangan sementara, apalah nanti kita inovasikan, tapi jangan dia tidak sekolah. Nah itu yang akan paling diurus adalah hal-hal seperti itu,” ucapnya.
“Nah jadi, saya kira itu komitmennya, 70 persen jawaban saya datang dari yang pernah saya lakukan. Sehingga makanya saya bilang tawaran saya hanya itu. Kalau keren-kerenan program, intip-intipan mirip-mirip, to be honest gitu kan. Semua juga bagus,” tutupnya.