Seorang santri berinisial Bintang Balqis Maulana (14) ditemukan tewas di Pondok Pesantren Al Hanafiyah, Kediri, Jawa Timur pada Rabu (22/2). Diduga, Bintang menjadi korban penganiayaan oleh seniornya di pondok pesantren tersebut.
Kasus ini menjadi viral setelah pesan WhatsApp (WA) Bintang kepada sang ibu, Suyanti, beredar di media sosial. Dalam pesan tersebut, Bintang mengaku ketakutan dan meminta dijemput pulang.
“Cepat jemput Bintang. Aku takut. Cepat sini..,” tulis Bintang dalam pesannya.
Suyanti yang awalnya mengira anaknya hanya ingin pulang karena kangen, akhirnya menuruti permintaan Bintang dan menjemputnya pada Senin (20/2). Namun, sesampainya di pondok pesantren, Suyanti mendapati Bintang sudah dalam keadaan tidak berdaya.
Bintang kemudian dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Hasil visum menunjukkan bahwa Bintang mengalami luka memar di sekujur tubuhnya, termasuk di bagian kepala.
Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Polisi yang menangani kasus ini telah menetapkan 4 orang tersangka, yaitu M. Khoirul Anam (17), MS (17), MDS (16), dan AN (17). Keempat tersangka merupakan senior Bintang di pondok pesantren.
Motif Penganiayaan
Berdasarkan keterangan polisi, motif penganiayaan diduga karena Bintang tidak mau mengikuti perintah para tersangka.
Tanggapan Pengasuh Ponpes
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hanafiyah, KH. Abdul Halim Mahfudz, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. Ia berjanji akan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan keresahan di kalangan orang tua santri. Banyak yang menuntut agar pihak pondok pesantren lebih meningkatkan pengawasan terhadap para santrinya.
Berikut beberapa poin penting terkait kasus ini:
- Bintang Balqis Maulana, seorang santri di Kediri, Jawa Timur, ditemukan tewas diduga dianiaya oleh seniornya.
- Pesan WA Bintang kepada sang ibu yang berisi permintaan untuk dijemput menjadi viral di media sosial.
- Polisi telah menetapkan 4 orang tersangka penganiayaan.
- Motif penganiayaan diduga karena Bintang tidak mau mengikuti perintah para tersangka.
- Pengasuh pondok pesantren menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku.
Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keselamatan dan keamanan para santri di pondok pesantren.