Kawasan Gedebage di Kota Bandung terus menghadapi masalah banjir yang seolah menjadi persoalan kronis tanpa solusi. Walaupun berbagai langkah telah diambil untuk menanganinya, genangan air tetap muncul setiap kali hujan turun, menghambat aktivitas masyarakat dan merusak infrastruktur di area tersebut.
Meskipun kolam retensi telah dibangun di kawasan Gedebage sebagai penampung air yang diharapkan mampu mengatasi masalah banjir, kenyataannya genangan tetap terjadi hingga saat ini.
Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, kolam retensi di kawasan Gedebage belum mampu menampung volume air yang membludak saat hujan. Hal ini disebabkan oleh tambahan aliran air yang datang dari wilayah lain.
“Dengan adanya kolam retensi yang baru, di Gedebage itu kan 7.000 sekian, jadi masih ada 16.000 sekian kubik genangan yang terjadi ketika ada kiriman air dari bagian atas,” ujar Didi, Senin (13/1/2025).
“Jadi memang belum selesai yang itu, ini terus berprogres,” sambungnya.
Didi menjelaskan bahwa pihaknya terus berupaya menangani masalah banjir di Gedebage dan wilayah lain di Kota Bandung. Salah satu langkah yang diambil adalah memperbanyak kolam retensi di berbagai lokasi, seperti Rancasari, Jajaway Cibodas Antapani, hingga Ciporeat di Ujungberung.
“Nah, kita harapkan nanti setelah ini kan mau ada pembuatan kolam retensi yang ini di Ciporeat ya. Jadi mudah-mudahan itu berkurang lagi gitu,” katanya.
Selain itu, DSDABM Kota Bandung juga menantikan rencana pengaktifan kembali kali mati di kawasan Cisaranten, Arcamanik. Didi optimis bahwa jika kali mati tersebut dapat diaktifkan, genangan air di Gedebage akan berkurang secara signifikan.
“Mudah-mudahan juga yang rencana BBWS mengaktifkan kembali kali mati di Cisarantan lama, itu akan mengurangi sekitar 8.000-an, mudah-mudahan itu jauh lebih turun lagi gitu,” ungkapnya.