Sejumlah penduduk Kampung Pensiunan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih merasakan dampak psikologis pasca-banjir bandang yang meluluhlantakkan tempat tinggal mereka. Ketakutan menghantui mereka, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
“Iya, barusan juga hujan gede, ibu juga agak trauma agak ngeri. Tadi air gede, serem jadi takut,” ujar Minah (52), salah satu warga yang ditemui di lokasi pada Sabtu (8/3/2025).
Hal serupa juga dirasakan oleh Ismiati (58). Hujan deras yang mengguyur kawasan Puncak pada siang hari semakin meningkatkan rasa khawatirnya.
“Ini biasanya kalau udah reda nggak hujan, agak kecilan (aliran airnya). Sekarang mah gede terus,” tuturnya.
Ketakutan semakin menjadi-jadi saat hujan turun di malam hari. Suara gemuruh air yang deras membuat warga sulit beristirahat dengan tenang.
“Takut kalau malam lagi tidur atau apa. Makanya ibu kalau hujan sudah was-was, apalagi dengar (suara) air gede,” imbuhnya.
Penyebab Bencana di Puncak
Sementara itu, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR) Diana Kusumastuti mengungkapkan faktor utama yang menyebabkan sejumlah rumah hancur diterjang luapan Sungai Ciliwung di kawasan Puncak, Bogor. Menurutnya, aliran sungai yang seharusnya luas kini mengalami penyempitan akibat banyaknya bangunan yang berdiri di sekitar alirannya.
“Tadi saya sudah turun ke bawah dan saya melihat bahwa sungai yang dulunya lebar sekarang menjadi sempit sekali karena banyak sekali rumah yang ada di sini,” kata Diana usai meninjau lokasi bencana di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Kabupaten Bogor, Senin (3/3).
Akibat kondisi tersebut, air sungai yang kehilangan jalur alami menghantam rumah-rumah warga hingga menyebabkan kerusakan parah.
“Karena tadi sungai itu kan benar-benar nabrak rumah, dan akhirnya rumah itu ya hancur dan hilang semuanya. Dan ini mesti harus ditata ulang, ditata ulang lagi rumah-rumah yang ada di sini, biarkan air dalam sungai itu bisa mencari jalannya,” tambahnya.
Dengan situasi ini, warga berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk mencegah bencana serupa terulang, sehingga mereka bisa kembali hidup dengan rasa aman tanpa dihantui kecemasan setiap kali hujan mengguyur wilayah mereka.
