Nama aktor Fachri Albar kembali menjadi sorotan publik setelah kembali terjerat dalam pusaran kasus penyalahgunaan narkotika. Ini bukan kali pertama, bahkan bukan yang kedua—melainkan untuk ketiga kalinya ia harus berhadapan dengan aparat penegak hukum akibat keterlibatannya dalam perkara serupa. Kejadian ini memunculkan keprihatinan dari berbagai kalangan, termasuk Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
“Harus di taruh tempat rehab yang super khusus,” kata Sahroni kepada wartawan, Kamis (24/4/2025).
Pernyataan tersebut mencerminkan desakan agar Fachri tidak hanya sekadar menjalani rehabilitasi biasa, melainkan menjalani program pemulihan yang lebih mendalam dan menyeluruh. Menurut Sahroni, tempat rehabilitasi yang ditujukan harus memiliki pendekatan yang lebih personal dan intensif, terutama bagi individu yang sudah berulang kali tersandung dalam lingkaran gelap narkoba.
Tak hanya itu, Sahroni juga menyoroti pentingnya sentuhan spiritual dalam proses pemulihan Fachri. Ia meyakini bahwa bimbingan keagamaan dapat menjadi jalan untuk menyadarkan serta menuntun aktor tersebut kembali ke arah yang benar.
“Dia sebagai korban. (Harus) Dikasih bimbingan agama biar taubat,” ujarnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa Fachri kembali diamankan dalam operasi yang dilakukan oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat. Penangkapan berlangsung di kediaman pribadi Fachri yang berlokasi di wilayah Jakarta Selatan, pada Minggu, 20 April 2025. Saat digerebek, sang aktor sedang berada seorang diri.
“Iya, benar, (aktor FA itu Fachri Albar),” kata Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak saat dimintai konfirmasi, Selasa (22/4).
Rentetan kasus ini menambah daftar panjang perjalanan kelam Fachri di balik dunia hiburan. Jika diibaratkan, ia seperti perahu yang terus terombang-ambing oleh gelombang kecanduan yang belum juga berhasil diredam. Dengan kondisi seperti ini, harapan pun muncul agar Fachri bisa mendapatkan penanganan yang bukan hanya menyentuh aspek medis dan hukum, namun juga menyentuh batin dan jiwanya secara utuh.