Masyarakat kembali dihebohkan dengan sebuah video brutal yang viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan aksi pembacokan terhadap seorang driver ojek online (ojol) hingga tewas. Peristiwa mengerikan ini segera menarik perhatian publik, terlebih setelah diketahui bahwa pelaku ternyata mengidap gangguan jiwa.
Kronologi Kejadian
Insiden tragis ini terjadi pada Rabu, 24 Juli 2024, di sebuah jalanan yang cukup ramai di kawasan Banda Aceh. Dalam video yang beredar luas, tampak seorang pria dengan brutal menyerang seorang driver ojol menggunakan sebilah parang. Korban yang tidak berdaya akhirnya tewas di tempat kejadian. Video tersebut direkam oleh salah seorang saksi mata yang berada di lokasi.
Pelaku Ternyata Sakit Jiwa
Setelah melakukan penyelidikan, pihak kepolisian mengungkap bahwa pelaku pembacokan tersebut ternyata adalah seseorang yang menderita gangguan jiwa. Kepala Kepolisian Resor Banda Aceh, AKBP Muhammad Rizal, dalam konferensi pers menjelaskan bahwa pelaku sebelumnya telah tercatat sebagai pasien di sebuah rumah sakit jiwa.
“Pelaku memang memiliki riwayat gangguan jiwa dan saat kejadian, ia dalam perjalanan menuju rumah sakit jiwa untuk mendapatkan perawatan. Namun, entah bagaimana, ia tiba-tiba menjadi agresif dan melakukan tindakan kejam tersebut,” ujar AKBP Muhammad Rizal.
Reaksi Keluarga Korban
Keluarga korban sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka mengungkapkan rasa duka yang mendalam dan berharap agar pihak berwenang dapat memberikan keadilan. “Kami sangat kehilangan. Dia adalah tulang punggung keluarga. Kami berharap pelaku mendapatkan penanganan yang sesuai dan kejadian serupa tidak terulang lagi,” ungkap salah seorang anggota keluarga korban.
Tanggapan Publik
Berita ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang menyayangkan kejadian tragis ini dan mengkritik kurangnya pengawasan terhadap pasien gangguan jiwa. “Ini sangat mengerikan. Orang dengan gangguan jiwa seharusnya diawasi dengan lebih ketat, terutama jika mereka berpotensi berbahaya,” tulis seorang netizen di Twitter.
Namun, ada juga yang menunjukkan simpati terhadap kondisi pelaku. “Kita harus memahami bahwa pelaku juga korban dari penyakitnya sendiri. Sistem kesehatan mental kita perlu diperbaiki agar kejadian seperti ini bisa dicegah,” tulis pengguna lainnya.
Upaya Pemerintah
Menanggapi kejadian ini, pemerintah daerah berjanji akan meningkatkan pengawasan dan penanganan terhadap pasien gangguan jiwa. “Kami akan memperketat prosedur penanganan pasien gangguan jiwa, termasuk pengawalan yang lebih ketat saat mereka dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan,” ujar Wakil Gubernur Aceh.
Kesimpulan
Kasus pembacokan driver ojol yang dilakukan oleh pelaku dengan gangguan jiwa ini mengungkapkan pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap pasien dengan kondisi mental. Ini juga menjadi peringatan bagi kita semua tentang perlunya perhatian lebih terhadap kesehatan mental dan sistem penanganannya. Semoga kejadian ini menjadi yang terakhir dan mendorong perubahan positif dalam sistem kesehatan mental di Indonesia.