Kronologi Kejadian
Dalam video berdurasi 30 detik yang beredar luas, tampak ada rombongan peserta karnaval yang membawa sound horeg melalui jalan-jalan di tengah permukiman warga. Sound horeg, yang dikenal dengan dentuman musik yang sangat keras, sering kali menjadi bagian dari acara karnaval di berbagai daerah, termasuk Pati.
Namun, keberadaan sound horeg tersebut tidak diterima dengan baik oleh seorang emak-emak yang terlihat berada di pinggir jalan. Merasa terganggu dengan suara bising yang ditimbulkan, emak-emak yang berinisial A ini mengambil selang air dan menyiramkan air ke arah rombongan karnaval.
Tindakan tersebut langsung memicu kemarahan para peserta karnaval. Mereka mendatangi A dengan nada marah, yang nyaris berujung pada aksi pengeroyokan. Untungnya, situasi tersebut tidak berakhir dengan kekerasan fisik, meskipun sempat terjadi adu mulut antara kedua belah pihak.
Respon Pihak Berwenang
Kapolsek Margoyoso, AKP Joko Triyanto, membenarkan insiden yang terekam dalam video tersebut. Menurut Joko, A merasa terganggu dengan suara karnaval yang terlalu keras sehingga memutuskan untuk menyiramkan air ke arah rombongan. “Benar adanya video yang viral, ibu-ibu tersebut merasa terganggu dengan adanya sound saat kegiatan karnaval dan menyiram air dengan menggunakan selang. Namun, air tersebut lebih mengenai kendaraan daripada alat musiknya,” ujar Joko pada Senin, 12 Agustus 2024.
Joko juga menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah mendatangi kedua belah pihak, yaitu A dan panitia acara karnaval di Desa Waturoyo, untuk menyelesaikan masalah ini. Setelah musyawarah yang difasilitasi oleh polisi, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan perselisihan tersebut.
“Kami mendampingi ketua panitia untuk memastikan situasi tetap aman dan musyawarah berjalan lancar. Alhamdulillah, kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini dengan damai,” tambah Joko.
Reaksi Warganet dan Masyarakat
Video ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan netizen. Sebagian besar warganet menyatakan simpati kepada emak-emak tersebut, yang dianggap hanya ingin menjaga ketenangan di lingkungannya. “Pasti pusing banget denger suara keras kayak gitu, apalagi kalau terus-terusan. Wajar kalau ibu itu kesal,” tulis seorang pengguna media sosial.
Namun, ada juga yang menyoroti tindakan emak-emak tersebut sebagai kurang bijak, karena dianggap bisa memicu konflik yang lebih besar. “Walaupun terganggu, menyiram air ke orang lain saat acara publik juga bukan solusi. Bisa jadi malah memperparah keadaan,” tulis netizen lainnya.
Pentingnya Toleransi dan Dialog
Insiden ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya toleransi dan dialog dalam kehidupan bermasyarakat. Karnaval dan acara publik lainnya adalah bagian dari tradisi dan hiburan bagi banyak orang, tetapi kebisingan yang ditimbulkan harus diperhatikan, terutama ketika melintasi daerah permukiman.
Sebaliknya, warga yang merasa terganggu dengan kegiatan seperti ini sebaiknya mencoba menyampaikan keluhan mereka melalui jalur yang lebih konstruktif, misalnya dengan berbicara kepada panitia atau pihak berwenang sebelum mengambil tindakan sendiri yang bisa memicu konflik.
Pada akhirnya, insiden ini berakhir dengan damai berkat intervensi cepat dari pihak kepolisian dan sikap kedua belah pihak yang memilih untuk menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana masalah bisa diselesaikan dengan cara damai dan bijaksana, tanpa harus berujung pada kekerasan atau permusuhan.