BERITAKARYA.CO.ID, TAIWAN – OISAA Asia-Ocenia Symposium 2017 atau Taipei Symposium yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia-Taiwan menghadirkan beberapa pembicara top di bidangnya.
Pantauan di lokasi symposium, beberapa pejabat tinggi Indonesia baik vertikal maupun horizontal hadir memberikan materi. Sesi kedua, panel diskusi menghadirkan lima pembicara, salah satunya Walikota Cilegon, DR Tb Iman Ariyadi dan Ketua Komnas-HAM, DR Imdadun Rahmat.
Saat memberikan pemaparan sekitar 30 menit, Walikota Cilegon, DR Tb Iman Ariyadi juga memaparkan tentang rencana Pemerintah Kota Cilegon membangun Pelabuhan Cilegon.
Materi yang disampaikan Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi tentang investasi mendapatkan perhatian khusus dari peserta symposium. Mereka banyak bertanya tentang investasi dan problematikanya.
Baca Juga: Tiba di Taipei, Walikota Cilegon Disambut Pejabat Konsulat RI
Salah satu mahasiswi asal Indonesia yang mengambil S2 Geologi di National Central University, Taiwan, Dwi Febriana contohnya. Dia bertanya terkait rencana Pemkot Cilegon membangun Pelabuhan Cilegon.
Penanya lainnya adalah salah satu mahasiswa asal Cimahi yang sedang mengambil program doktoral di Nanjing Normal University, Tiongkok, Muh. Taufik Azis.
Mahasiswa S3 yang konsen dalam bidang penelitian investasi itu begitu tertarik dengan materi yang dipaparkan DR Tb Iman Ariyadi. Dia bahkan secara khusus meminta waktu kepada Walikotya Cilegon untuk lebih jauh berdiskusi soal investasi.
Hal yang membuatnya terarik salah satunya adalah arus investasi dan persoalan sosial yang dihadapi. Pertanyaan itu tentu saja sangat sejalan dengan apa yang terjadi di Cilegon, dimana investasi yang masuk tidak serta merta dapat mengurangi angka pengangguran, karena investasi yang masuk adalah investasi padat modal.
Selain itu, ada persoalan lain yang ditimbulkan dari arus investasi itu, salah satunya adalah persoalan sosial. Taufik Azis bertanya soal regulasi di Kota Cilegon terkait dengan persoalan sosial itu.
Walikota Cilegon dengan cukup lugas menjawab pertanyaan tersebut. Menurut DR Tb Iman Ariyadi, untuk menghindari persoalan sosial yang ditimbulkan dari investasi yang masuk adalah dengan memagari hal itu dengan aturan yang tegas.
Pendek kata, lanjut Iman, kebiasaan orang luar (WNA) yang masuk ke Cilegon harus dipisahkan dari akar budaya masyarakat Cilegon. Salah satunya memisahkan pemukiman mereka (WNA) dengan penduduk asli Cilegon.
“Upaya untuk memagari masyarakat asli Cilegon itu penting. Inilah yang kita lakukan,” pungkasnya.
Editor: Iffan Gondrong