BERITAKARYA.CO.ID, LONDON – Sekelompok mahasiswa di Inggris melancarkan aksi mogok makan untuk menunjukkan solidaritas terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Sejumlah mahasiswa aktivis di University of Manchester mengatakan mogok makan yang dimulai pada Kamis (27/4/2017), akan berlangsung setidaknya selama satu minggu.
Lebih dari 1.500 tahanan politik Palestina, yang dipimpin oleh tokoh senior Fatah Marwan Barghouti, menolak makanan untuk menuntut dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah Israel.
Berbicara kepada Aljazirah pada Sabtu (28/4/2017) Mohammed Ezzeldin, salah satu dari lima mahasiswa Inggris yang mogok makan, menjelaskan alasannya untuk melakukan aksi solidaritas.
“Tahanan politik di Palestina ditahan hingga enam bulan tanpa tuduhan atau pengadilan yang adil,” kata dia.
“Mereka menghadapi kondisi menjijikkan di penjara, tanpa akses perawatan medis atau hak kunjungan keluarga,” tambah Ezzeldin.
Menurutnya, target utama aksi mogok makan tersebut adalah pemerintah Israel. Aksi terjadi di tengah memburuknya hubungan antara aktivis pro-Palestina dan University of Manchester.
Ezzeldin mengatakan, dia berharap aksi mogok makan itu juga dapat mendesak universitas agar membatalkan tindakan indisipliner terhadap dua mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi anti-Israel pada Maret lalu.
“Sementara kami melakukan mogok makan murni untuk solidaritas terhadap tahanan politik Palestina, kami juga berharap ini akan mendorong universitas untuk memenuhi tuntutan kami,” jelasnya.
Dua mahasiswa University of Manchester dituduh melakukan pelanggaran dan kerusakan properti setelah membentangkan spanduk yang menunjukkan dukungan untuk gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Aktivis Palestina menuduh universitas tersebut membungkam kritik terhadap Israel dan menuntut agar kasus itu dihentikan.
“Kami menyadari situasi ini melalui media sosial, namun tidak ada kontak langsung dengan kelompok ini sehubungan dengan demonstrasi. Kami menyadari tuntutan para aktivis, dan akan merespons sesuai dengan kewajiban kami,” ujar juru bicara universitas.
Mahasiswa University of Manchester mendapat dukungan dari puluhan akademisi di Manchester, termasuk presiden dari cabang lokal universitas dan perguruan tinggi, Adel Nasser.
Nasser memuji tindakan para mahasiswa sebagai tindakan yang berani. Ia mengkritik universitas karena telah menggunakan taktik intimidasi terhadap mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.
“Saya pikir mereka melakukannya dengan niat yang, tapi kesuksesan mereka akan bergantung pada seberapa besar mereka bisa mempermalukan universitas tersebut,” kata Nasser.
University of Manchester bukan satu-satunya universitas yang bersitegang dengan aktivis pro-Palestina. University of Central Lancashire, School of African and Oriental Studies (SOAS), De Montfort University juga dituduh membungkam kritikus Israel.
Uploader: Iffan Gondrong