-
PELATIH Persib Bandung, Djajang Nurjaman dikabarkan mudur dari Persib. Pria yang biasa disapa Djanur itu sesungguhnya adalah legenda Persib jauh sebelum duduk di kursi pelatih tim berjuluk Maung Bandung itu.
Proses perjalanan Djanur sebagai pemain di Persib bahkan sempat menghantarkan Persib Bandung tampil sebagai juara Kompetisi Perserikatan pada 1986, 1989-1990, dan 1993-1994. Setelah itu Djanur sempat meninggalkan Persib dan bergabung dengan tim yang bertanding di Galatama kala itu.
Tahun 2014, Djajang Nurjaman sempat menghantarkan Persib Bandung sebagai juara ISL disusul dengan jjuara Piala Presiden 2015 lalu. Namun, Dewi Fortuna belum memihak Djanur di Liga 1 Indonesia kali ini. Persib hingga saat ini bertengger di peringkat 11 dengan 13 poin.
Kegaglan Dnajur membawa kemenangan di dua pertandingan terakhir membuat posisinya makin sulit. Terlebih di pertandingan akhir pekan lalu di Stadion Patriot, Persib Bandung dipaksa menyerah dari Bhayangkra FC dengan skor akhir 2-0.
Kekalahan itulah yang membuat supporter Persib yang biasa disebut Bobotoh makin kecewa. Bahkan, hastag #JanurOut yang mengisyaratkan tuntutan agar Djanur mundur menjadi trending topic di twitter.
Ekspektasi yang begitu besar dari Bobotoh Persib dengan kualitas pemain yang mumpuni, tidak bisa dijawab dengan prestasi gemilang oleh anak asuh Djanur. Itu mejadi antiklimaks bagi Persib yang berakhir dengan desakan agar Djanur mundur.
Namun, keputusan Djanur mundur dari persib itu sedikitnya membuat para pemain Persib sedih dan terhenyak. Menurut para pemain, Djanur adalah pelatih hebat dan baik. Dia begitu dekat dengan para pemainnya.
Salah satu pemain bintang Persib, Essien bahkan sangat terpukul dengan keputusan Djanur meninggalkan dirinya dan teman-teman di Persib. Esien bahkan harus ditenangkan oleh rekan setimnya, Carlton Cole.
Tetapi, keputusan Djanur merupakan hak dirinya sebagai pelatih, dan boleh dikatakan sebagai tanggung jawab moril dirinya terhadap para Bobotoh. Namun, dunia belum berakhir bagi Djajang Nurjaman. Mundur dari Persib bukan berarti kiamat.
Pertanyaannya kemudian, secepat itukah orang merlupakan dan “membuang” Djanur? Pelatih berpenampilan sederhana itu tersingkir begitu saja, sementara dua piala yang pernah diraihnya dulu juga dilupakan begitu saja?
Tragis memang! Tapi itulah dunia sepakbola. Menang disanjung, kalah dihujat.
*Iffan Gondrong
Dunia Belum Kiamat!

Baca Juga
Rekomendasi untuk kamu

BERITAKARYA.ID – Indonesia akhirnya dapat mengukir sejarah sepak bola untuk tampil di putaran final Piala…

BERITAKARYA.ID – Timnas Indonesia U-23 nampaknya masih kurang beruntung setelah kalah adu penalti melawan Vietnam…

BERITAKARYA.ID – Timnas Indonesia U-23 akan menantang juara bertahan Vietnam pada Final Piala AFF U-23…