BERITAKARYA.CO.ID, CILEGON – Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia terus saja terjadi, bahkan semakin meningkat.
Hal itu menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon untuk mencegah terjadinya kekerasan yang semakin marak.
Pemkot Cilegon melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) akan mengembangkan kegiatan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) bagi aktivis kelurahan yang akan ditempatkan di 43 kelurahan yang ada di Kota Cilegon.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (P2KPA), Retno Windarwati mengatakan, pada 2016 lalu, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melaunching kegiatan PATBM dengan menunjuk 36 Provinsi 72 Kabupaten Kota dan 144 Kelurahan/Desa sebagai pilot project kegiatan PATBM dan 140 aktivis yang tersebar di kelurahan/Desa.
“Tahun 2017 ini melalui APBD Kota Cilegon akan mengembangkan kegiatan PATBM di 43 kelurahan, ini memang baru membentuk saja namun sudah kita berikan pelatihan kepada aktivis kelurahan sebanyak 280 orang,” ujarnya.
Masih kata Retno, PATBM merupakan sebuah strategi yang dikelola oleh sekelompok orang yang tinggal di satu wilayah kelurahan, yang diharapkan, masyarakat dapat mengenal, menelaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan secara mandiri.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak seringkali terjadi akibat beberapa faktor, salah satunya faktor ekonomi. Untuk itu PATBM ini kita bentuk untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pencegahan tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan,” terangnya.
Diketahui, berdasarkan data dari Pusat Pelayanan dan Perlindungan Keluarga Cilegon (P3KC) pada 2014 kasus kekerasan terhadap anaktercatat 19 kasus, 2015 35 kasus, 2016 ada 49 kasus dan 2017 sampai April tercatat sebanyak 17 kasus.
Terdiri dari dari kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran dan traficking. Kasus selalu meningkat setiap tahunnya.
Reporter: A Firdaus
Editor: Iffan Gondrong