Kemenangan Anies-Sandi dan Prospek Prabowo-Jokowi 2019

Prabowo Subianto/NET
BERITAKARYA.CO.ID, JAKARTA – Pasangan Anies-Sandi unggul dalam perhelatan Pilkada DKI berdasarkan hasil quick count. Kemenangan Anies-Sandi seolah mengukuhkan pencapresan Ketua Umum Gereindra, Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019.
Hal itu terlihat dari teriakan “Prabowo Presiden” saat para pendukung pasangan Anies-Sandi menyaksikan keunggulan calon gubernur dan wakil gubernur yang mereka usung di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta.
Sebaliknya banya pihak menilai kekalahan Ahok-Djarot yang diusung oleh PDIP semakin memudarkan prospek pencapresan Jokowi di Pilpres Menanggapi fenomena tersebut, para elit partai menyikapinya dengan cara berbeda.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon tak membantah bila wacana pencapresan Prabowo menguat di kalangan kader partainya. Ia juga tak membantah bila kemenangan Anies-Sandi di Jakarta menjadi tolok ukur bagi Gerindra untuk memenangkan Pilpres 2019.
Meski demikian, Fadli mengaku belum ada jawaban dari Prabowo terkait keinginannya untuk kembali bertarung di Pilpres 2019. “Beliau belum jawab, tapi dari hampir semua kader Gerindra menginginkan Pak Prabowo maju di Pilpres 2019. Kita doakan agar Pak Prabowo sehat terus dan bisa maju di Pilpres 2019,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Terlebih, saat ini menjadi tren di mana pemenang Pilkada DKI berpeluang besar untuk maju pula di Pilpres. Santernya sorotan media nasional membuat Gubernur DKI menjadi jabatan yang strategis untuk memperkenalkan diri ke khalayak.
Terkait hal tersebut, Fadli mengaku tak mau berspekulasi. Ia mengatakan partainya mencalonkan Anies untuk fokus mengurus Jakarta, bukan menjadikan posisi Gubernur DKI sebagai batu loncatan sebelum bertarung di Pilpres 2019.
“Sudah ada komitmen dari Pak Anies untuk menuntaskan masa jabatan selama lima tahun di Jakarta,” ujar Fadli.
Sementara itu, PDIP selaku partai pengusung Jokowi menilai berbeda konteks Pilpres dan Pilpres DKI sehingga kekalahan di Jakarta tak bisa digeneralisasi untuk memetakan Pilpres 2019.
Ketua DPP PDI-, Andreas Hugo Pareira, menyatakan Pilpres dan Pilkada DKI memiliki cakupan isu dan luas wilayah yang berbeda. “Begitupun antara Pilkada DKI dan Pilpres tentu juga punya karakter sendiri baik dari segi luas cakupan, isu, maupun tantangannya pasti beda. Meskipun demikian tentu setiap kekalahan harus selalu diwaspadai dan dievaluasi untuk perbaikan ke depan,” kata Andreas.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham. Selaku partai yang telah menyatakan keinginan mengusung kembali Jokowi di Pilpres 2019, Golkar menganggap berbeda konteks Pilkada DKI dengan Pilpres.
Menurut Idrus, Jakarta bukanlah lumbung suara nasional. Oleh karena itu, kekalahan partai koalisi nasional dalam mengusung Ahok-Djarot di Jakarta tak serta merta berlanjut di Pilpres 2019 bila nantinya mereka kompak mengusung Jokowi.
“Di Jakarta jumlah suaranya berapa sih, coba bandingkan dengan total suara di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara. Masih jauh lebih banyak dibandingkan suara di Jakarta,” ujar Idrus.
“Karena itu Golkar tetap akan mengusung Pak Jokowi di Pilpres 2019. Apalagi itu sudah menjadi keputusan Rapimnas (Rapat Pimpinan Nasional) tahun lalu. Hasil Pilkada DKI ini justru semakin menguatkan Golkar untuk mencapreskan Pak Jokowi,” lanjut Idrus.

Baca Sumber

Uploader: Iffan Gondrong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *