Kitab Diubah, Official Kafilah Cilegon Protes

Surat Protes Kafilah Kota Cilegon/beritakarya.co.id
BERITAKARYA.CO.ID, CILEGON – Perhelatan MTQ ke-14 Tingkat Provinsi Banten yang digelar di Hotel Marbella, Anyar Kabupaten Serang diwarnai protes dari Kafilah Kota Cilegon.
Protes dilayangkan menyusul penggantian salah satu materi lomba di cabang qiroatul kutub uula (membaca kitab, red). Panitia MTQ Ke-14 Banten dinilai semena-mena merubah jenis kitab dan melanggar aturan yang sebelumnya sudah ditetapkan.
“Kitab yang dilombakan berdasarkan juklak yang dikeluarkan LPTQ Banten itu Kitab Matan Alwaroqot karangan Imam Al-Kharomain Aljuwaini. Tetapi yang dipakai adalah Kitab Ala Syarhil Waroqot karangan Syeh Ahmad bin Muhammad Addimyati. Ini jelas tidak sesuai dengan guiden yang ada,” tegas official Kafilah Kota Cilegon, Sutisna Abas, Rabu (19/4/2017).
Surat protes yang ditandatangani Wakil Ketua LPTQ Kota Cilegon, H Suaidillah itu sudah mendapatkan jawaban dari LPTQ Provinsi Banten. Dalam surat balasan itu, pihak LPTQ Banten menjelaskan bahwa kitab (pengganti) yang dilombakan itu esensinya sama dengan apa yang sebelumnya diputuskan.
Selain itu, LPTQ Banten beralasan bahwa penggantian kitab itu karena kitab yang tercantum dalam keputusan awal susah ditemukan di pasaran, sehingga harus diganti.
Namun alasan itu menurut Sutisna Abas bukan alasan tepat. Sebab dalam lomba itu bukan soal esensi isi kitab melainkan jenis kitab yang dibaca. “Dan itu kan sudah diputuskan oleh panitia. Kita bukan mempermasalahkan esensinya tapi jenis kitabnya,” tegas Sutisna yang juga Sekjen DPD Partai Golkar Cilegon itu.
Soal alasan bahwa kitab itu susah dicari, menurut Sutisna juga hal itu terlalu mengada-ada. Sebab kalau sudah diputuskan kitab A, maka semua harus berusaha mencari kitab itu apapun caranya.
“Kita juga memang susah mencari kitab itu. Kita ke Pasar Rau sudah nyari tapi tidak ada. Tapi karena LPTQ Banten menyatakan kitab itu yang dilombakan maka kita berusaha. Kita mencari di internet untuk mendapatkan kitab itu,” tuturnya.
Oleh karenanya, Sutisna mendesak kepada pihak panitia agar mengembalikan jenis kitab yang dilombakan. “Kita melatih anak didik kita belajar kitab ini, tetapi pas lomba kok kitab itu, ini jelas salah dan kami protes,” tegasnya.
Editor: Iffan Gondrong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *