Ubi ungu, yang secara ilmiah disebut Ipomoea batatas L., sering kali diolah menjadi beragam hidangan dan camilan yang lezat serta bergizi.
Umbi berwarna ungu ini tidak hanya populer sebagai bahan makanan tradisional tetapi juga sering dimanfaatkan dalam kreasi kuliner modern.
Varian ubi ungu yang juga dikenal dengan sebutan purple sweet potato ini memiliki kandungan nutrisi yang sangat lengkap.
Umbi ini kaya akan serat yang baik untuk pencernaan, protein penting untuk perbaikan jaringan, serta kalium yang membantu fungsi otot dan jantung.
Selain itu, ubi ungu juga mengandung fosfor yang mendukung kesehatan tulang, serta biotin yang berperan dalam metabolisme energi dan kesehatan kulit.
Selain memiliki kandungan nutrisi seperti serat, protein, kalium, fosfor, dan biotin, ubi ungu juga memiliki keunggulan sebagai sumber kalori yang rendah.
Ubi ini mengandung berbagai vitamin penting, termasuk vitamin A yang mendukung kesehatan penglihatan, vitamin B yang berperan dalam metabolisme energi, serta vitamin C yang memiliki sifat antioksidan dan memperkuat sistem imun.
Lebih menariknya, ubi ungu juga merupakan sumber beta-karoten, senyawa alami yang dapat meningkatkan kesehatan kulit dan penglihatan, serta memiliki konsentrasi antioksidan tinggi yang membantu melawan radikal bebas dan mencegah penuaan dini.
Ubi ungu merupakan salah satu makanan dengan indeks glikemik rendah, sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Kandungan senyawa fenolik dan flavonoid dalam ubi ini memiliki peran penting dalam mengatur kadar gula darah.
Sebuah studi ilmiah menunjukkan bahwa mengonsumsi ubi ungu dapat membantu menurunkan tekanan darah pada individu yang menderita hipertensi.
Manfaat ini terutama berasal dari kandungan kalium, mineral penting yang berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit dan fungsi jantung.
Kandungan antosianin, senyawa alami pemberi warna ungu pada ubi ungu, memiliki sifat sebagai antioksidan kuat.
Senyawa ini berperan penting dalam melawan radikal bebas, molekul berbahaya yang dapat merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko pertumbuhan sel kanker.