Mobil hybrid semakin berkembang pesat di Indonesia. Beberapa merek yang sebelumnya fokus pada penjualan mobil listrik kini juga ikut merilis mobil hybrid, seperti Hyundai yang baru saja meluncurkan All New Santa Fe Hybrid. Lantas, bagaimana tanggapan Toyota, merek Jepang yang dikenal sebagai pelopor mobil hybrid di Indonesia?
Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menjelaskan bahwa keberadaan semakin banyak mobil hybrid di pasar Indonesia tidak menjadi masalah. Menurutnya, mobil hybrid dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang menginginkan kendaraan ramah lingkungan tanpa menghadapi kendala yang sering muncul pada mobil listrik dengan baterai penuh (BEV).
“Kalau menurut saya, customer itu maunya peace of mind. Kalau dia peace of mind-nya tidak mau mikir ganjil genap ya pilih listrik. Kalau peace of mind dia nggak mau ribet ngecas ya hybrid. Kalau cuma buat PP (pergi-pulang) dengan jarak tetap bisa juga pilih (mobil listrik) baterai,” ungkap Nandi di Universitas Indonesia, Depok (30/10/2024).
Saat ini, lini produk hybrid Toyota sangat beragam. Di segmen SUV kompak, terdapat Yaris Cross Hybrid, sementara di segmen MPV ada Innova Zenix Hybrid. Di segmen SUV, Toyota menawarkan Corolla Cross Hybrid dan RAV4 PHEV. Selain itu, di segmen MPV premium, terdapat Alphard Hybrid dan Vellfire Hybrid.
Selain Toyota, Hyundai kini turut meramaikan segmen hybrid dengan peluncuran All New Santa Fe Hybrid yang diperkenalkan baru-baru ini. Sebelumnya, merek asal Inggris, MG, juga telah meluncurkan mobil hybrid terbarunya, yaitu MG VS.
Dengan semakin banyak produsen yang terjun ke segmen hybrid, muncul pertanyaan apakah mobil hybrid akan mendapatkan insentif dari pemerintah, serupa dengan yang diterima oleh mobil listrik dengan baterai penuh.
“Waktu diskusi kemarin, konsep pemerintah yang masih menggunakan fuel tak dapat insentif. Tetapi kalau konsepnya nanti pengurangan emisi, hitungannya selama model itu bisa mengurangi emisi, maka bisa dapat insentif,” bilang Nandi.