Persaingan merebut gelar juara dunia MotoGP 2024 akan berlangsung hingga seri terakhir. Francesco Bagnaia, pebalap pabrikan Ducati Lenovo, akan bertarung habis-habisan melawan Jorge Martin, rider Pramac Ducati. Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, mengakui bahwa situasi ini membuat sulit untuk menerapkan team order.
Empat posisi teratas dalam klasemen MotoGP 2024 saat ini dikuasai oleh para pebalap Ducati. Jorge Martin memimpin dengan keunggulan 24 poin atas Francesco Bagnaia. Sementara itu, Marc Marquez berada di posisi ketiga, hanya terpaut satu poin dari Enea Bastianini yang ada di urutan keempat.
Tardozzi menjelaskan bahwa setiap pebalap Ducati kini memiliki tujuan masing-masing. Bagnaia, yang berfokus pada perebutan gelar juara dunia 2024, harus memberikan segala kemampuannya. Sementara itu, Bastianini berusaha keras untuk finis di posisi tiga besar pada akhir klasemen dengan menyelesaikan setiap balapan.
“Ini sangat sulit karena Jorge dan Pecco bermain untuk nomor satu, tapidua pembalap yang bisa membantu dalam situasi inidengan satu atau lain cara adalah Marc dan Enea. Dan mereka bermain untuk posisi ketiga,” kata Tardozzi dikutip dari Diario AS, Selasa (12/11/2024).
“Kami mengatakan apa yang telah kami katakan sejak pertengahan tahun, jangan melakukan hal-hal bodoh di antara kalian,” kata Tardozzi.
“Kami tidak ingin ada perasaan buruk atau semacamnya di antara para pebalap terbaik kami,” jelasnya lagi.
Mantan pebalap Ducati, Casey Stoner, meyakini bahwa jika para pebalap Ducati tidak memiliki kepentingan masing-masing, tim akan menerapkan team order untuk mendukung langkah Bagnaia meraih gelar juara dunia.
“Saya kenal pabrikan itu, dan saya tahu apa yang mampu mereka lakukan untuk menang,” kata Stoner.
Pesan “Mapping 8” pernah diterapkan oleh Ducati ketika Jorge Lorenzo masih bergabung dengan tim. Pada tahun 2017, saat Andrea Dovizioso berlomba memperebutkan gelar juara dunia, Ducati mengeluarkan perintah “Mapping 8” kepada Lorenzo, yang saat itu menjadi rekan setim Dovi.
Pada saat itu, pesan “Mapping 8” dianggap sebagai perintah team order, karena setelah Lorenzo menerima instruksi tersebut, penampilannya langsung menurun dan terlihat kurang bertenaga.