Jorge Martin berhasil meraih gelar juara dalam balapan utama MotoGP Mandalika 2024. Sepanjang perlombaan yang berlangsung di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Martin tampil dominan, seolah tak terkejar oleh para pesaingnya. Ia memimpin jalannya balapan dengan mantap, nyaris tanpa hambatan berarti, membuat posisinya di barisan terdepan tetap aman hingga menyentuh garis finis. Kemenangan ini menjadi bukti keunggulan strategi dan keterampilannya di lintasan yang menantang tersebut.
Jorge Martin sukses menjadi pemenang MotoGP Mandalika 2024, diikuti oleh Pedro Acosta yang finis di posisi kedua, dan Francesco Bagnaia yang mengamankan tempat ketiga. Di sisi lain, Marc Marquez gagal mengulangi performa gemilangnya saat sprint race pada Sabtu kemarin karena insiden tak terduga motornya terbakar di lap ke-13, memaksanya keluar dari balapan lebih awal. Peristiwa ini menambah drama di sirkuit, mengingat ekspektasi tinggi terhadap Marquez usai penampilan kuat sebelumnya.
Memulai balapan dari pole position, Jorge Martin segera mengambil alih posisi terdepan. Menguntit di belakangnya adalah Pedro Acosta, diikuti oleh sejumlah pebalap Ducati lainnya, termasuk Franco Morbidelli, Marco Bezzecchi, dan Enea Bastianini. Di sisi lain, Francesco Bagnaia, yang sebelumnya berhasil meraih juara di sesi sprint race, terjebak di urutan keenam.
Akhirnya, Jorge Martin berhasil meraih gelar juara dengan catatan waktu total 41 menit 4,389 detik. Waktu tersebut lebih cepat 16 detik dibandingkan dengan rekor yang ditorehkan Francesco Bagnaia, juara Mandalika tahun lalu, yang mencatatkan waktu 41 menit 20,293 detik. Kemenangan ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam performa Martin di lintasan balap.
Martin seolah menebus kegagalan yang dialaminya di sprint race sebelumnya. Pada hari Sabtu, ia hanya mampu menyelesaikan balapan di posisi ke-10 dan gagal meraih poin akibat kecelakaan di tikungan 16. Sebelumnya, dalam latihan bebas kedua (FP2), Martin juga mengalami insiden serupa di tikungan yang sama. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres di tikungan 16 Sirkuit Mandalika, yang tampaknya menjadi titik masalah baginya dalam beberapa kesempatan.
“Saya pikir di bagian lintasan itu ada sesuatu yang aneh. Simon (Crafar) sudah memberi tahu saya dua hari lalu dan saya benar-benar memperhatikan tikungan itu, berusaha untuk berhati-hati. Saya bahkan mengalami kecelakaan pagi ini, jadi saya benar-benar berhati-hati di titik itu. Dan saya tetap mengalami kecelakaan. Jadi, yang pasti, hal yang harus dilakukan adalah melakukannya dengan sedikit pelan dan menjaga sedikit jarak lalu memacu sisa lintasan,” ujar Martin, kemarin, seperti dikutip Crash.
“Saya tidak merasa kehilangan (cengkeraman) bagian depan dengan paket aero baru, rasanya sangat bagus. Jadi, saya hanya merasa ada bagian kecil, saya tidak tahu di mana, di tikungan itu yang licin karena sisa lintasannya sangat mencengkeram. Jadi, itu hanya titik itu. Saya akan mencoba memahami dan melihat bekas kecelakaan saya dan mencari tempat lain,” sambungnya.
Dari insiden tersebut, Martin memperoleh pelajaran berharga. Dia berhasil menghindari kesalahan yang sama, terutama di tikungan 16, saat menjalani balapan utama. Kedisiplinan dan konsentrasi yang lebih tinggi membantunya menjaga performa dan meraih kemenangan tanpa terjebak dalam situasi yang merugikan.
“Di dua tikungan terakhir, tikungan 16, saya berusaha benar-benar mengelolanya dengan baik untuk menghindari kesalahan yang saya lakukan kemarin. Tentu saya memperbaiki dari kesalahan,” kata Martin saat sesi konferensi pers usai balapan
Setelah menyentuh garis finis, Martin tampak merayakan kemenangan di tikungan 16 Sirkuit Mandalika. Dia turun dari motornya dan mencium aspal di tikungan tersebut sebagai simbol penghormatan dan pembuktian bahwa ia telah mengatasi tantangan yang ada. Dalam momen selebrasi itu, Martin juga dikelilingi oleh para marshal yang antusias ingin berfoto bersamanya, menambah kemeriahan suasana setelah balapan.
Dalam wawancara di parc ferme, Martin menyampaikan rasa terima kasihnya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Ia juga mengungkapkan bahwa ia merasa takut terjatuh di setiap tikungan, menunjukkan betapa besar tekanan dan risiko yang dihadapinya di lintasan. Ungkapan ini menambah kedalaman emosional pada prestasinya, menggambarkan bahwa di balik keberhasilan, ada ketakutan yang harus dihadapi.
“Terima kasih, thank you Indonesia,” buka Martin saat diwawancarai di parc ferme oleh MotoGP.
“Saya senang bukan hanya karena satu kemenangan, setelah musim lalu dan crash kemarin, hasil ini sangat penting. Saya sangat takut terjatuh di setiap tikungan. Saya pikir kami sudah siap untuk seri berikutnya,” sebut Martin.
“Senang berada di sini, Indonesia. Terima kasih, sampai jumpa tahun depan,” tutup Martin.