Pemkot Cilegon Belajar Konsep Smart City ke Kota Bandung

Pokja Wartawan Harian Cilegon bersama Dinas Komunikasi Informatika Sandi dan Statistik (DKISS) Kota Cilegon saat mengunjungi Bandung Command Center (BCC)/beritakarya.co.id
BERKARYA.CO.ID, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon terus berupaya untuk menyempurnakan pelayanannya kepada masyarakat.
Terkait penerapan sistem Smart City dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Pemkot Cilegon bahkan tidak sungkan untuk belajar ke daerah lain seperti Kota Bandung.
Tim dari Pemkot Cilegon bertandang ke Kota Bandung, dan melakukan pertemuan dengan pejabat setempat, Jumat (24/2/2017). Hasil dari kunjungan tersebut akan diaplikasikan di beberapa ruang terbuka di Kota Cilegon, serta sistem pelayanan kepada masyarakat Cilegon.
Sekretaris Dinas Komunikasi Informatika Sandi dan Statistik (DKISS) Kota Cilegon, Didin Maulana mengatakan, pihaknya terinspirasi dengan apa yang telah dilakukan Pemkot Bandung dalam melaksanakan program Smart City.
Terlebih Pemkot Bandung telah memiliki Bandung Command Center (BCC), yang sudah memiliki berbagai macam program dan aplikasi, untuk memberi pelayanan kepada masyarkat.
“Ini mau tidak mau harus diterapkan di Kota Cilegon, karena ini sudah menjadi program dari pemerintah pusat. Aplakasi berbagai IT di SKPD Cilegon sebenarnya sudah banyak, tinggal diintegrasikan. Sekarang sedang diinventarisir yang sudah ada, tinggal diintegrasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,” katanya, Didin usai kunjungan ke Diskominfo Kota Bandung bersama dengan Pokja Wartawan Harian Cilegon (PWHC), Jumat (24/2/2017).
Masih kata Didin, dalam waktu dekat penerapan Smart City di Cilegon salah satunya penambahan jaringan wifi di ruang publik, lalu pemasangan CCTV untuk menghindari agar ruang publik tidak disalahgunakan. Dan melihat kekhasan Cilegon sebagai daerah industri, maka akan diintegrasikan angaran crisis center dengan command center.
“Untuk aplikasi ‘Lapor!’ yang merupakan aplikasi laporan langsung masyarakat kepada pemerintah tentang pelayanan publik, juga harus dimiliki Pemkot Cilegon. Mengingat reformasi birokrasi kan arahnya ke pelayanan publik, jadi ya kami arahnya sudah harus kesana. Meskipun kami belum ada tempat, itu mudah-mudahan bertahap dan berkelanjutan,” harapnya.
Selain itu, kata dia, dalam waktu dekat pihaknya akan mulai melakukan penambahan bandwith jaringan wifi dari yang sebelumnya 100mbps menjadi 300mbps. Dengan begitu, disertai pula dengan penambahan titik-titik wifi di ruang terbuka public.
“Pemkot Bandung membangun ini semua membutuhkan anggaran Rp30 miliar, dengan jumlah penduduk sekitar 2,5 juta. Sementara Cilegon sepertinya lebih kecil dari itu, karena jumlah penduduknya juga lebih sedikit,” jelasnya.
Kepala Bidang Aplikasi Diskominfo Kota Bandung, Dhyandini mengatakan, Kota Bandung sebenarnya sudah sejak 2011  lalu memiliki masterplan smart city, namun belum secara detail. Baru begitu terpilihnya Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung, masterplan tersebut dimutakhirkan.
“Begitu diangkat jadi Walikota, beliau kumpulkan semua ASN dari yang paling rendah sampai eselon II. Saat itu, beliau langsung menyampaikan road map kepala daerah selama 5 tahun yang di dalamnya ada smart city. Itu yang menjadi guiden kami setiap tahun, mana yang jadi prioritas disesuaikan dengan anggaran yang ada,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Pokja Wartawan Harian Cilegon (PWHC) Ronald Ricardo Siagian mengatakan, kegiatan studi komparasi ini  merupakan atas inisiatif anggita PWHC.
“Jadi kita ini ingin tahu bagaimana sistem penerapan  Smart City di Kota Bandung. Nah dengan kunmjngan ini mudah-mudahan menjadi masukan ke Pemkot Cilegon,” ujar Ronald.(K1)
Editor: Iffan Gondrong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *