Astronom telah berhasil mengukur kecepatan sebuah black hole supermasif yang terletak sejauh satu miliar tahun cahaya dari Bumi.
Penelitian terbaru memperkenalkan metode baru untuk mengukur kecepatan lubang hitam, berdasarkan efek yang ditimbulkan oleh rotasi lubang hitam pada struktur ruang dan waktu. Temuan ini mengungkapkan seberapa cepat lubang hitam tersebut berputar pada porosnya.
Tim yang dipimpin oleh ahli astrofisika Dheeraj Pasham dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkapkan bahwa rotasi poros lubang hitam berasal dari piringan material bintang yang berputar dan bergoyang di sekitarnya.
Ini merupakan kali pertama para ilmuwan berhasil menghitung kecepatan lubang hitam supermasif melalui gerakan cakram akresi yang bergoyang. Dengan penemuan ini, kecepatan objek paling misterius dan padat di alam semesta pun akhirnya terungkap.
Menurut analisis para peneliti yang dikutip dari Sciencealert pada Kamis (5/12/2024), kecepatan putaran lubang hitam tersebut tercatat kurang dari 25% dari kecepatan cahaya. Kecepatan ini dianggap relatif lambat untuk ukuran sebuah lubang hitam supermasif.
“Dengan mempelajari beberapa sistem dalam beberapa tahun mendatang dengan metode ini, para astronom bisa memperkirakan distribusi keseluruhan putaran black hole dan memahami pertanyaan lama mengenai bagaimana mereka berevolusi seiring waktu.” ujar Pasham.
Sekilas tentang Black Hole Supermasif
Lubang hitam supermasif adalah objek luar angkasa raksasa yang berada di pusat galaksi. Massa lubang hitam ini bisa mencapai jutaan hingga miliaran kali lipat dari massa Matahari.
Kehadiran lubang hitam supermasif berfungsi sebagai pusat gravitasi yang mengikat dan menyatukan galaksi-galaksi. Selain itu, objek masif ini memainkan peran penting dalam proses evolusi Alam Semesta.
Namun, perilaku lubang hitam supermasif sulit diprediksi—mereka bisa sangat aktif atau bahkan tetap diam. Terkadang, mereka juga dapat melesat melintasi ruang-waktu, memancarkan semburan cahaya yang merupakan salah satu yang paling terang yang pernah ada di Alam Semesta.
Kepadatan lubang hitam sangatlah ekstrem, sehingga untuk bisa melepaskan diri dari tarikannya, sebuah objek harus memiliki kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya.
Menurut Live Science, ketika lubang hitam supermasif berputar, mereka menarik dan memengaruhi struktur ruang-waktu, yang merupakan kesatuan dari ruang dan waktu dalam empat dimensi.
Efek ini dikenal sebagai “Lense-Thirring” atau “frame-dragging”, yang berarti bahwa tidak ada objek yang benar-benar diam di sekitar tepi lubang hitam supermasif yang sedang berputar. Efek ini menyebabkan terjadinya “goyangan” sementara pada cakram akresi yang terbentuk di sekitar lubang hitam.