World Magnetic Model 2025 resmi dirilis, menampilkan prediksi terbaru tentang perubahan posisi kutub magnet Bumi. Model ini akan berlaku hingga akhir 2029, dengan kutub magnet utara yang diperkirakan perlahan bergerak mendekati Rusia. Penting untuk diketahui bahwa kutub magnet utara tidak sama dengan Kutub Utara secara geografis.
Kutub magnet utara adalah titik yang terus berubah, dipengaruhi oleh aliran logam cair di sekitar inti luar Bumi. Logam cair ini bersifat konduktif dan bergerak akibat rotasi planet serta proses konveksi yang didorong oleh panas. Sesuai dengan prinsip elektromagnetisme, gerakan tersebut menghasilkan arus listrik yang menciptakan medan magnet dengan dua kutub.
Menurut IFLScience, karena kutub magnet terus bergerak (meskipun dengan kecepatan sangat lambat), NOAA dan British Geological Survey (BGS) perlu memperbarui model mereka secara berkala. Pada 17 Desember, mereka merilis pembaruan terbaru, termasuk World Magnetic Model High Resolution (WMMHR2025) yang baru.
Pembaruan ini sangat krusial bagi teknologi yang bergantung pada medan magnet Bumi, seperti Global Positioning System (GPS) dan sistem navigasi satelit lainnya yang digunakan di berbagai belahan dunia. Versi baru ini juga menjadi lebih penting mengingat pergerakan kutub magnet utara yang semakin cepat.
Sejak tahun 1830-an, kutub magnet utara Bumi telah bergerak sekitar 2.250 kilometer, melintasi wilayah utara Belahan Bumi Utara, dari Kanada menuju Siberia. Antara tahun 1990 dan 2005, laju pergerakan kutub meningkat pesat, dari kurang dari 15 kilometer per tahun menjadi sekitar 50-60 kilometer per tahun.
“WMM resmi dirilis hari ini, memastikan pengguna dapat memperoleh informasi terkini sehingga mereka dapat terus menavigasi secara akurat selama lima tahun ke depan,” kata Dr William Brown, pemodel medan geomagnetik global di BGS, dalam sebuah pernyataan.
Menurut Dr. Brown, perilaku kutub magnet utara saat ini adalah sesuatu yang belum pernah diamati oleh ilmuwan sebelumnya. Sejak tahun 1500-an, kutub magnet utara bergerak perlahan di sekitar Kanada, namun dalam dua dekade terakhir, pergerakannya menjadi lebih cepat menuju Siberia.
“Kecepatannya meningkat setiap tahun hingga sekitar lima tahun lalu, dari yang sebelumnya tiba-tiba melambat dari 50 menjadi 35 km per tahun, yang merupakan perlambatan kecepatan terbesar yang pernah kita lihat,” tambah Dr Brown.