Di dasar ‘Sacred Cenote’ atau Cenote Suci Meksiko, terbaring lapisan harta karun kuno, termasuk karya seni dari emas, plakat giok yang terukir indah, serta sisa-sisa tubuh manusia.
Berdasarkan studi, relik-relik ini tidak dibuang secara sembarangan, melainkan dipersembahkan dengan sengaja kepada para dewa, dimasukkan ke dalam sinkhole atau lubang raksasa yang dianggap sebagai portal menuju dunia bawah air.
Cenote Suci merupakan salah satu dari beberapa sinkhole berisi air yang terletak dekat dengan kota kuno Chichen-Itza di Semenanjung Yucatán, Meksiko. Kota yang ikonik ini, dengan piramida besar dan kuil-kuil rumit, didirikan pada abad kelima Masehi dan berkembang pesat selama hampir seribu tahun sebelum penaklukan dan kolonisasi Eropa menyebabkan penurunan populasi Maya yang akhirnya menghancurkannya.
Secara geologis, Semenanjung Yucatán terdiri dari bongkahan besar batu kapur berpori. Di bawahnya, terdapat jaringan terowongan alam bawah tanah yang terbentuk akibat air hujan sedikit asam yang meresap ke dalam retakan batu kapur, membentuk saluran dan gua. Beberapa langit-langit lorong ini telah runtuh seiring waktu, menciptakan lubang raksasa yang menganga.
Melalui berbagai survei arkeologi dan penggalian pada abad ke-20, diperkirakan lebih dari 30 ribu artefak ditemukan di dalam Cenote Suci. Artefak-artefak tersebut meliputi emas, giok, tembaga, pirus, obsidian, kopal atau dupa, tembikar, karet, kerang, hingga tulang belulang binatang.