Misteri Terungkap! Pecahan Benua yang Hilang Muncul Kembali di Indonesia - Beritakarya.id

Misteri Terungkap! Pecahan Benua yang Hilang Muncul Kembali di Indonesia

Bayangkan sebuah benua seukuran Amerika Serikat yang terpisah dari Australia Barat sekitar 155 juta tahun lalu, menghilang begitu saja dari peta dunia dan menantang pemahaman manusia tentang sejarah geologi Bumi. Benua itu, yang dikenal dengan nama Argoland, selama bertahun-tahun telah menjadi misteri bagi para ilmuwan, meninggalkan pertanyaan besar mengenai keberadaannya. Kini, setelah berabad-abad, jejak-jejak dari daratan purba ini akhirnya ditemukan kembali, mengungkapkan fragmentasi sejarah yang mengagumkan.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh para ahli geologi dari Utrecht University, Belanda, penemuan penting ini mengguncang dunia ilmiah. Fragmen dari Argoland yang hilang itu ditemukan di wilayah Indonesia timur dan sebagian di Myanmar. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama tujuh tahun ini berbuah hasil melalui studi yang diterbitkan dalam jurnal Gondwana Research, yang memberikan gambaran lebih jelas mengenai keberadaan benua yang terpecah ini.

Proses Kehilangan Argoland

Sejak terpisah dari Australia pada masa Jurassic Akhir, sekitar 155 juta tahun yang lalu, keberadaan Argoland telah menjadi misteri. Dikenal dengan adanya kekosongan geologis berupa cekungan yang terbentuk di bawah laut, Dataran Abyssal Argo, ilmuwan telah lama bertanya-tanya kemana benua ini menghilang. Cekungan tersebut menjadi bukti fisik yang menandakan keberadaan daratan yang pernah ada, tetapi kini lenyap.

Saat itu, para ilmuwan meyakini bahwa benua ini bergerak ke utara, menuju kawasan yang kini kita kenal sebagai Asia Tenggara. Berbeda dengan India yang terpisah dari superbenua Gondwana dan membentuk daratan utuh, Argoland terpecah menjadi beberapa bagian yang menyebar ke Asia Tenggara, seiring dengan pergerakan tektonik yang merenggangkan daratan itu. Dengan waktu, sebagian benua ini ditelan oleh zona subduksi Palung Sunda, sementara yang lain menjadi bagian dari dasar laut atau wilayah-wilayah baru di Asia Tenggara.

Mengungkap Fragmen Benua yang Terpecah

Setelah bertahun-tahun melakukan penelitian, Eldert Advokaat dan Douwe van Hinsbergen, peneliti dari Utrecht University, berhasil mengungkap fragmentasi benua Argoland. Peneliti ini pertama kali menemukan jejak-jejak tanah purba yang tersebar di Indonesia dan Myanmar. Dalam upaya untuk merakit kembali peta Argoland, mereka menghadapi tantangan besar. Fragmen-fragmen yang mereka temukan tampaknya tidak sesuai satu sama lain, membuat proses rekonstruksi menjadi rumit.

Namun, mereka tidak menyerah. Dengan mengumpulkan bukti lebih lanjut, mereka menemukan sisa-sisa samudra kecil yang kemungkinan terbentuk sekitar 200 juta tahun yang lalu. Samudra ini dianggap sebagai salah satu hasil dari perpecahan besar yang membentuk Argoland, sebuah ‘kepulauan’ purba yang membentang hingga 5.000 km, sebelum akhirnya terpisah dari Australia.

Eldert mengungkapkan, “Situasi di Asia Tenggara sangat berbeda dari tempat-tempat seperti Afrika dan Amerika Selatan, di mana sebuah benua terpecah rapi menjadi dua bagian. Argoland terpecah menjadi banyak pecahan yang berbeda. Itu menghalangi pandangan kami tentang perjalanan benua itu.”

Argopelago: Istilah Baru untuk Benua yang Terpecah

Berdasarkan temuan ini, para ilmuwan menyimpulkan bahwa Argoland tidak benar-benar menghilang, melainkan terfragmentasi menjadi kepingan-kepingan besar yang kini tersembunyi di bawah hutan dan pulau-pulau yang ada di sekitar Indonesia timur dan Myanmar. Untuk menggambarkan keadaan ini dengan lebih tepat, mereka menciptakan istilah baru, yakni Argopelago—gabungan dari “Argo” dan “archipelago”, yang menggambarkan rangkaian potongan-potongan benua yang tersebar di bawah permukaan laut.

Penemuan ini bukan hanya membuka tabir misteri geologi yang telah berlangsung berabad-abad, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang dinamika pergerakan benua dan proses geologis yang membentuk daratan kita saat ini. Kini, dengan istilah Argopelago, ilmuwan dapat lebih tepat menggambarkan warisan geologi yang tersembunyi jauh di bawah permukaan, memberikan pandangan baru tentang bagaimana benua-benua di Bumi pernah terhubung dan terpisah dalam perjalanan panjang sejarah planet kita.