China tengah mengembangkan teleskop luar angkasa mutakhir yang diklaim mampu menyaingi observatorium canggih milik Amerika Serikat, James Webb Space Telescope (JWST). Proyek ini merupakan bagian dari ambisi besar China dalam eksplorasi luar angkasa dan diproyeksikan akan membawa terobosan baru dalam dunia astronomi.
Teleskop ini diberi nama China Space Station Telescope (CSST) atau dalam bahasa Mandarin disebut Xuntian, yang berarti “mengawasi langit”. Nama ini mencerminkan misi utamanya dalam meneliti berbagai fenomena kosmik yang hingga kini masih menjadi misteri. Berbeda dengan teleskop luar angkasa lainnya, CSST memiliki keunggulan unik karena dapat diperbaiki dan ditingkatkan langsung di orbit.
Masuk dalam Jajaran Teleskop Generasi Baru
CSST akan bergabung dengan deretan teleskop generasi terbaru yang bertujuan mengungkap rahasia alam semesta. Di antara observatorium yang memiliki misi serupa adalah Euclid dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang diluncurkan pada Juli 2023, Nancy Grace Roman Space Telescope milik NASA yang tengah dalam tahap akhir persiapan, serta Observatorium Vera C. Rubin, teleskop berbasis darat yang akan segera mulai beroperasi.
Setiap teleskop memiliki fokus pengamatan berbeda, namun tujuan utama mereka adalah menjelajahi struktur alam semesta dengan lebih mendalam. Kehadiran CSST dalam jajaran observatorium ini menandai langkah besar China dalam kompetisi eksplorasi luar angkasa, khususnya dalam bidang kosmologi.
Spesifikasi dan Kemampuan Canggih
CSST dijadwalkan meluncur ke orbit pada 2026, dengan membawa teknologi optik canggih. Teleskop ini memiliki cermin utama berdiameter 2 meter, sedikit lebih kecil dibandingkan Teleskop Hubble. Namun, keunggulannya terletak pada bidang pandang 300 kali lebih luas dibandingkan Hubble, memungkinkan pengamatan kosmik yang jauh lebih komprehensif.
CSST dirancang untuk menangkap spektrum cahaya dari ultraviolet dekat hingga inframerah dekat, memberikan akses lebih luas terhadap berbagai fenomena astronomi yang tidak dapat diamati dengan teleskop biasa.
Misi Utama: Menguak Rahasia Alam Semesta
Dengan teknologi yang dimilikinya, CSST akan menjalankan berbagai penelitian penting, termasuk:
- Pelensaan Gravitasi Lemah
Fenomena ini terjadi ketika cahaya dari galaksi yang sangat jauh mengalami pembelokan akibat efek gravitasi dari objek-objek di sekitarnya. Dengan memetakan ratusan ribu galaksi, para ilmuwan berharap dapat menyusun peta distribusi materi di alam semesta serta memahami lebih lanjut tentang materi gelap, zat misterius yang membentuk sebagian besar isi kosmos. - Memetakan Struktur Alam Semesta
CSST akan mempelajari ruang hampa dan gugusan galaksi, dua elemen penting dalam memahami bagaimana alam semesta berevolusi. Ukuran, distribusi, serta interaksi antar-gugusan galaksi dapat memberikan wawasan mendalam tentang energi gelap, yang diyakini berperan dalam percepatan ekspansi alam semesta. - Meneliti Supernova dan Jejak Kosmos Masa Lalu
Dengan kemampuannya menangkap fenomena supernova, CSST akan membantu menentukan jarak antar-galaksi dengan lebih presisi. Selain itu, teleskop ini juga akan mengukur osilasi akustik barion, yaitu sisa-sisa dari periode awal alam semesta saat masih berupa plasma panas miliaran tahun yang lalu. Data ini krusial dalam memahami sejarah dan perkembangan kosmos.
Keunggulan Unik: Dapat Diperbaiki di Orbit
Salah satu fitur yang membuat CSST berbeda dari teleskop luar angkasa lainnya adalah kemampuannya untuk diperbaiki dan diperbarui langsung di luar angkasa. Setelah diluncurkan, teleskop ini akan mengorbit bersama dengan stasiun luar angkasa Tiangong milik China. Meskipun tidak selalu berada dalam posisi berdekatan, orbitnya dirancang agar memungkinkan misi pemeliharaan secara berkala.
Dengan sistem ini, badan antariksa China dapat mengganti modul instrumen, memperbaiki komponen yang rusak, hingga meningkatkan kemampuan teleskop tanpa harus meluncurkan teleskop baru. Hal ini memberikan keunggulan signifikan dibandingkan teleskop lain seperti James Webb atau Hubble, yang memiliki keterbatasan dalam pemeliharaan.
Masa Depan Observasi Antariksa
Kehadiran CSST akan semakin memperkaya penelitian astronomi global, terutama dalam memahami komponen paling misterius di alam semesta. Dengan kemampuannya yang bisa terus diperbarui, teleskop ini diharapkan dapat bertahan lebih lama dibandingkan teleskop antariksa lainnya, bahkan hingga beberapa dekade ke depan.
Para ilmuwan optimistis bahwa kolaborasi antara CSST dengan teleskop-teleskop kelas dunia lainnya akan menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang alam semesta, serta menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini belum terpecahkan.
Dengan langkah ambisius ini, China semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam perlombaan eksplorasi luar angkasa, menantang dominasi Amerika Serikat dan Eropa di bidang astronomi modern.