Keajaiban arsitektur Mesir Kuno kembali mengungkap rahasia tersembunyi. Selama ribuan tahun, banyak orang mengira bahwa Piramida Agung Giza hanya memiliki empat sisi datar. Namun, realita geometris bangunan kuno ini ternyata jauh lebih rumit dan mengejutkan.
Jika dilihat sepintas dari permukaan tanah, piramida berusia lebih dari 4.500 tahun ini memang terlihat seperti struktur bersisi empat. Tapi pandangan itu mulai dipertanyakan sejak tahun 1926, ketika seorang pilot dari Angkatan Udara Inggris bernama P. Groves memotret bangunan tersebut dari udara. Dari ketinggian itulah baru tampak bahwa keempat sisi piramida memiliki lekukan halus ke arah dalam, membelah setiap sisi menjadi dua bagian yang lebih sempit.
Dalam kajian terbaru yang dirilis tahun 2023, Akio Kato dari Departemen Matematika dan Fisika di Universitas Kanagawa, Jepang menjelaskan, “Piramida Agung di Giza dikenal memiliki karakter cekung yang menakjubkan, yaitu keempat sisinya sedikit menjorok di sepanjang garis tengahnya, dari dasar hingga puncak.”
Dengan kata lain, bangunan yang selama ini dianggap memiliki empat bidang datar, nyatanya merupakan struktur dengan delapan permukaan yang sedikit melengkung ke dalam. Ini menjadikan Piramida Giza sebagai piramida segi delapan cekung — sebuah bentuk yang tidak terlihat dari tanah namun hanya dapat diamati dari sudut pandang udara.
Kato menambahkan dalam makalahnya, “Dengan kata lain, Piramida Agung adalah piramida segi delapan cekung, bukan piramida persegi standar. Cekungan ini [terlalu] halus untuk dilihat dari posisi tanah mana pun, tetapi dapat diamati dari udara.”
Desain semacam ini diduga bukan sekadar estetika, melainkan strategi struktural. Lengkungan yang membelah sisi-sisi piramida dapat membantu memperkuat daya tahannya terhadap tekanan gravitasi, guncangan gempa, dan terpaan badai selama ribuan tahun. Bahkan, menurut temuan dalam penelitian tersebut, Piramida Giza telah menahan lebih dari 500 badai besar selama keberadaannya.
Dalam makalah itu juga ditulis, “Hal penting tentang stabilitas adalah bahwa dampak dari kekuatan alam tersebut sangat berbeda antara inti jalur miring dan jalur yang benar-benar datar dalam arti bahwa yang pertama dapat dikencangkan agar menjadi lebih kuat seiring waktu, tetapi yang terakhir akan hancur menjadi lebih lemah seiring waktu.”
Meskipun peradaban Mesir kuno telah menunjukkan kepiawaian luar biasa dalam bidang teknik dan konstruksi, bukan berarti setiap bagian dari struktur piramida dibangun dengan kesempurnaan absolut. Beberapa lorong dan ruang tersembunyi di dalamnya mungkin tidak pernah diselesaikan karena ditemukan tidak cukup stabil. Karena itu, hingga kini masih diperdebatkan apakah bentuk delapan sisi ini merupakan hasil desain yang disengaja atau hanya konsekuensi arsitektural yang kebetulan memberikan manfaat struktural jangka panjang.