Sekda Cilegon dan Salat Istikhoroh

BERKARYA.CO.ID – Kita semua tahu, bahwa doa merupakan senjata yang paling ampuh orang mukmin. Selain itu, doa juga merupakan pilar agama dan cahaya langit dan bumi. Berdoa dengan khusyu dan memohon petunjuk, adalah salah satu langkah yang bijak saat kita manusia hendak menentukan dan melakukan sesuatu.

Dengan doa, kita berharap agar keputusan kita tidak salah dan tidak berdampak buruk dikemudian hari. Rasulullah bersabda, “Doa adalah senjata seorang Mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR Abu Ya’la).

Doa juga merupakan otak atau inti ibadah. Rasulullah bersabda, “Doa itu adalah otaknya ibadah.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Doa juga merupakan sesuatu yang paling utama di sisi Allah. Rasulullah bersabda, “Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada doa.” (HR Ahmad).

Catatan tentang doa ini terinsipirasi dari obrolan penulis dengan Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi beberapa waktu lalu, tepatnya sesaat setelah nonton bareng Final AFF leg kedua di Sekretariat DPD Golkar Cilegon.

Kekalahan Timnas dengan agregat 3-2 dari Timnas Thailand menjadi awal diskusi penulis dengan Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi itu. Yang menarik, saat diskusi terjadi, hadir Ketua Pansel Sekda Kota Cilegon, DR Fauzi Sanusi.

Setelah diskusi tentang Timnas, obrolan pun kemudian mulai mengarah ke seleksi calon Sekda Cilegon. Tentu saja DR Fauzi Sanusi menjadi bintang diskusinya malam itu. Segala hal yang berkaitan dengan calon Sekda Cilegon pun makin menarik, setelah pembicaraan makin mengarah.

DR Fauzi Sanusi dalam kesempatan itu mengaku tidak diberi clue apapun oleh Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi terkait siapa calon sekda yang akan dipilih. DR Fauzi mengaku pernah bertanya kepada Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi tentang kriteria calon sekda yang diinginkan.

“Saat itu (proses seleksi, red) saya menghadap beliau. Saya minta arahan terkait kriteria calon sekda, karena user-nya kan beliau. Tapi jangankan kriteria, beliau tidak memberikan jawaban apapun. Beliau bilang semua diserahkan ke Pansel saja. 100 persen semua diserahkan ke Pansel,” ungkap DR Fauzi.

Dengan tertawa lepas, Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi itu menimpali. Menurutnya, buat apa ada Pansel Sekda jika harus bertanya kepada dirinya. “Ngapain ada pansel. Semua terserah pansel. Apapun hasil dari pansel, itu yang akan jadi pijakan saya untuk memilih,” kata Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi menimpali.

Penulis baru tahu bahwa Pansel sudah menyerahkan tiga nama kepada Tb Iman Ariyadi. Ketiganya adalah Didi (staf ahli walikota), Sari Suryati (Asda III) dan Tatang Muftadi (Asda II).

Diskusi kemudian mengarah ke tiga nama itu. Obrolan mulai membahas tentang siapa yang paling pas untuk menjadi Sekda Cilegon kedepan. Pansel Sekda yang telah menyerahkan tiga nama untuk dipilih salah satunya, juga tidak kuasa dan tidak tahu siapa yang akan dipilih Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi itu.

Sayang, tidak ada satupun bocoran atau tanda-tanda siapa yang akan ditutuskan dipilih sebagai Sekda Cilegon. Tb Iman Ariyadi hanya berseloroh bahwa masing-masing calon sekda yang sudah direkomendasikan Pansel itu punya kekurangan dan kelebihan masing-masing.

“Semuanya punya kans. Tetapi sekda kan hanya satu saja. Jadi saya harus milih satu diantara tiga,” kata Tb Iman Ariyadi.

Namun, Ketua DPD Golkar Cilegon yang juga Walikota Cilegon itu tidak juga memberi sinyal siapa yang akan dipilih. Kami yang ikut diskusi malam itu hanya saling pandang saja. Sebab tidak ada clue sama sekali. “Saya akan salat istikhoroh dulu, meminta petunjuk kepada Allah SWT. Jadi siapapun yang dipilih nanti, nunggu petunjuk dari Allah,” begitu kata Iman. Kami yang ada hanya terdiam.

Inilah inti dari tulisan ini. Setelah Pansel Sekda menyerahkan tiga nama calon sekda, Iman tidak serta merta melihat dari kacamata fisik semata. Baginya, ada hal lain yang harus menjadi latar belakang dirinya menjatuhkan pilihan, yaitu Salat Istikhoroh dan berdoa kepada Allah.

Jadi jelas, bahwa siapapun sekda yang kemudian ditetapkan, merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan matang Tb Iman Ariyadi sebagai pemimpin dan manusia, juga atas dasar komunikasi bathinnya dengan Sang Pencipta melalui Salat Istikhoroh dan doa-doa yang dipanjatkan.

Tentu saja harapannya sekda yang ditetapkan nanti membawa kebaikan untuk laju pemerintahan yang dia pimpin. Sekda yang mampu menjadi mitra dalam bekerja, mampu mengejawantahkan pemikiran dan gagasannya, serta yang paling pokok tentu saja mampu bekerja sebagaimana mestinya, tanpa ada unsur lain yang melatarbelakanginya.

Wallahualam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *