Intel Sempoyongan: Apakah Ini Awal Kejatuhan Seperti Nokia? - Beritakarya.id

Intel Sempoyongan: Apakah Ini Awal Kejatuhan Seperti Nokia?

Industri teknologi tidak jarang dihiasi dengan kisah perusahaan-perusahaan besar yang dulu mendominasi, namun akhirnya terpuruk. Contoh yang paling dikenal adalah Kodak, Yahoo, MySpace, serta tentu saja BlackBerry dan Nokia. Saat ini, Intel tengah menghadapi kesulitan. Apakah perusahaan ini akan menemui nasib serupa dengan Nokia dan para pendahulunya?

Prosesor Intel menguasai jagat komputer. Itu sama dengan Nokia dahulu kala. “Nokia pernah menguasai sekitar 50% pangsa pasar ponsel global. Jika Anda menguasai setengah dari seluruh pasar global, itu terasa seperti situasi yang terlalu besar untuk gagal,” sebut How to Geek.

Namun, antara 2007 dan 2013, perusahaan asal Finlandia ini kehilangan hampir segalanya dalam waktu yang sangat singkat, hingga akhirnya dijual dengan harga murah ke Microsoft. Salah satu faktor penyebabnya adalah keputusan Nokia yang menolak beralih sepenuhnya ke ponsel layar sentuh, meskipun pada saat itu keputusan tersebut masih dianggap wajar.

“Sampai Apple menunjukkan jalan dengan iPhone, tak jelas bagaimana ponsel seperti itu dapat digunakan. Selain gagal memprediksi wujud baru ponsel, Nokia menolak beralih ke Android dan malah mencoba mendorong sistem operasi sendiri. Itu menyebabkan kurangnya dukungan pengembang dan, sekali lagi, perusahaan tak memperkirakan aplikasi pihak ketiga akan menjadi begitu penting,” tambah How to Geek.

Meskipun Intel masih merupakan perusahaan besar, bukan tidak mungkin mereka akan menghadapi kesulitan yang semakin besar, mirip dengan apa yang dialami Nokia di masa lalu. Intel gagal mengantisipasi tren besar di industri teknologi, yang membuat mereka disalip oleh pesaing-pesaing yang lebih kecil. Baru-baru ini, perusahaan ini bahkan mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 15% karyawan sebagai upaya untuk efisiensi biaya.

Gangguan terhadap dominasi Intel mulai terlihat sekitar tahun 2010. iPhone pertama kali diluncurkan tiga tahun sebelumnya, dan Apple memilih perancang chip asal Inggris, ARM, yang kurang dikenal, sebagai otaknya. Tiba-tiba, smartphone menjadi fenomena besar. Karena ARM telah siap dengan teknologinya, perusahaan ini dengan cepat melampaui Intel sebagai pembuat chip untuk perangkat seluler.

Selain itu, Apple dan produsen perangkat lainnya memberikan pukulan tambahan kepada Intel dengan mengganti prosesor di beberapa PC mereka dengan chip ARM yang lebih efisien. Di sisi lain, pesaing seperti AMD juga berhasil merebut pangsa pasar Intel dalam bisnis PC.

Saat Pat Gelsinger menjadi CEO Intel tahun 2021, ia ditugaskan menghidupkan kembali kemampuan manufaktur canggih Intel dan mengembalikan perusahaan pada kecepatan inovasi. “Gelsinger melakukan pekerjaan hebat dalam hal itu,” kata Zino yang dikutip dari CNN.

Namun, sementara Intel fokus pada peningkatan manufaktur, pergeseran teknologi mendasar lainnya tengah terjadi, yaitu kecerdasan buatan (AI). Nvidia, yang dulunya merupakan pesaing kecil Intel dengan produk unit pemrosesan grafis (GPU), kini melesat pesat karena chip-nya sangat mendukung kebutuhan pemrosesan data besar dalam AI.

Saat ini, Nvidia telah menjadi perusahaan dengan nilai pasar terbesar kedua di dunia, mencapai USD 3,4 triliun, yang 33 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Intel yang hanya bernilai USD 104 miliar.