Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam memastikan akses internet yang merata di seluruh wilayah, terutama di era digital yang terus berkembang pesat. Menyikapi kondisi ini, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bertemu dengan perwakilan Bank Dunia di Kantor Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membahas solusi strategis dalam mengatasi kesenjangan akses internet.
Dalam diskusi tersebut, kedua pihak membahas berbagai langkah konkret yang dapat diterapkan guna mempercepat pemerataan infrastruktur digital. Beberapa aspek utama yang disoroti meliputi optimalisasi spektrum frekuensi, peran serta sektor swasta, serta peningkatan penetrasi broadband di daerah terpencil. Upaya ini bertujuan untuk memastikan kebijakan digital yang lebih efektif dan inklusif bagi seluruh masyarakat.
Menkomdigi Meutya Hafid menegaskan bahwa transformasi digital di Indonesia memerlukan strategi yang berkesinambungan agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas.
“Kami berkomitmen untuk mempercepat akses internet merata di seluruh Indonesia dengan kebijakan spektrum yang optimal dan dukungan dari sektor swasta. Kolaborasi dengan Bank Dunia menjadi bagian penting dalam merancang strategi terbaik untuk mencapai tujuan ini,” ujar Meutya Hafid beberapa waktu lalu.
Salah satu fokus utama dalam pertemuan ini adalah pengembangan kebijakan broadband yang tengah dirancang bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Kebijakan ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan digital yang masih terjadi di berbagai daerah.
Selain itu, strategi pemanfaatan spektrum frekuensi 700 MHz, 2,6 GHz, dan 3,5 GHz turut dibahas guna meningkatkan kualitas layanan internet. Dengan mengacu pada praktik terbaik dari berbagai negara, pemerintah menargetkan peningkatan kapasitas jaringan yang lebih optimal, efisien, dan inklusif.
“Pemanfaatan spektrum yang lebih optimal akan membantu meningkatkan kualitas layanan digital di seluruh negeri, terutama di daerah yang selama ini masih minim akses,” tambah Menkomdigi.
Senior Digital Development Specialist Bank Dunia, Jonathan Marskell, turut menyoroti keberhasilan beberapa negara dalam memperluas akses internet melalui program Wi-Fi publik. Ia mencontohkan program BharatNet di India yang telah membangun sekitar 250.000 hotspot Wi-Fi publik serta kebijakan serupa yang diterapkan Filipina di kawasan pedesaan dan tempat ibadah.
“Ini adalah keputusan yang harus diambil oleh setiap pemerintah. Apakah pemerintah mendanai secara langsung, ataukah memberikan insentif bagi sektor swasta untuk melakukannya? Jelas, saat ini dengan kondisi efisiensi anggaran, mungkin lebih masuk akal untuk membuka peluang bagi sektor swasta guna merealisasikan hal ini,” ujar Jonathan Marskell.
Sebagai langkah lanjutan, Komdigi dan Bank Dunia akan melakukan kajian lebih mendalam terhadap kebijakan spektrum serta mengeksplorasi model investasi digital yang lebih efektif. Pemerintah juga akan melakukan studi banding dengan negara-negara yang telah sukses dalam optimalisasi infrastruktur digital untuk memastikan implementasi terbaik bagi Indonesia.
Melalui sinergi ini, diharapkan transformasi digital di Tanah Air dapat berlangsung lebih cepat, inklusif, dan berkelanjutan. Komdigi akan terus berupaya menggandeng berbagai pemangku kepentingan demi menciptakan ekosistem digital yang lebih maju, kompetitif, serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat luas.