Proyek World OpenAI Picu Kekhawatiran Global: Ambisi atau Ancaman? - Beritakarya.id

Proyek World OpenAI Picu Kekhawatiran Global: Ambisi atau Ancaman?

Sam Altman, tokoh yang berada di balik kemunculan ChatGPT dan CEO OpenAI, kembali mengguncang dunia teknologi melalui proyek terbarunya bernama World. Inisiatif yang sebelumnya dikenal sebagai Worldcoin ini kini resmi diperkenalkan di Amerika Serikat, setelah sebelumnya mengalami berbagai reaksi keras dari sejumlah negara, termasuk Indonesia.

World menawarkan konsep radikal dalam verifikasi identitas digital: teknologi ini menggunakan pemindaian iris atau retina—bagian mata yang unik pada tiap individu—sebagai tiket masuk ke dalam sistem ekonomi digital yang dibangun di atas teknologi blockchain. Sebagai imbalannya, pengguna memperoleh mata uang kripto dan identitas digital yang disebut WorldID.

Dalam peluncuran yang berlangsung di San Francisco, perusahaan memperkenalkan versi terbaru dari perangkat yang disebut Orb. Alat berbentuk bola logam perak itu menjadi “gerbang” untuk membuktikan bahwa seseorang adalah manusia, bukan bot atau entitas virtual. Versi terbarunya hadir dengan bentuk lebih ringkas, namun tetap memiliki kemampuan merekam pola iris untuk menghasilkan kode pengenal yang terenkripsi.

Altman menyampaikan keyakinannya bahwa proyek ini adalah langkah penting di era kecerdasan buatan. “Seiring kemajuan AI, semakin penting untuk membedakan antara manusia dan bot daring,” kata perusahaan itu dalam pernyataan resminya.

Namun, ambisi besar ini bukan tanpa batu sandungan. Sejumlah negara telah mengambil sikap tegas terhadap keberadaan World. Di Spanyol, otoritas menghentikan sementara kegiatan mereka. Di Argentina, World dikenakan sanksi karena diduga melanggar regulasi perlindungan data. Kenya bahkan sempat membuka penyelidikan pidana sebelum akhirnya menghentikan operasional proyek ini.

Sementara itu, regulator di Hong Kong mengeluarkan perintah penghentian dengan alasan bahwa pengumpulan data biometrik yang dilakukan dianggap berlebihan, bahkan tak diperlukan. Di Indonesia, Kementerian Informasi dan Digital (Komdigi) lebih dulu mengambil langkah tegas dengan melarang aplikasi ini atas pertimbangan keamanan.

Meski banyak menerima kritik dan larangan, pihak World bersikukuh bahwa sistem mereka tidak menyimpan gambar retina atau iris secara langsung. Sebagai gantinya, Orb disebut hanya menghasilkan semacam sidik jari digital mata berupa kode terenkripsi, yang tidak bisa dibalikkan menjadi gambar asli. Kode ini kemudian digunakan sebagai pengenal unik dalam jaringan blockchain.

Kendati demikian, para ahli keamanan data tidak serta merta menerima klaim tersebut. Kekhawatiran justru semakin menguat. “Begitu Anda menghubungkan biometrik yang tidak dapat diubah seperti mata Anda ke sistem ID global, Anda tidak dapat mengambilnya kembali,” kata seorang pakar keamanan siber, dikutip dari Fox News.

Altman yang kini berusia 39 tahun, telah dikenal sebagai pelopor dalam mempopulerkan teknologi AI ke masyarakat luas. Di bawah kepemimpinannya, OpenAI menjadi garda terdepan dalam pengembangan model bahasa seperti ChatGPT. Namun, kemajuan itu juga menimbulkan kekhawatiran baru, seperti ancaman dari deepfake, disinformasi, hingga otomatisasi yang berujung pada pemutusan hubungan kerja.

Kini, lewat World, Altman kembali menantang batas antara inovasi dan etika. Aplikasi ini sudah mencatat lebih dari 11 juta verifikasi identitas dari pengguna di seluruh dunia. Tak berhenti di situ, perusahaan juga mengumumkan kerja sama dengan raksasa keuangan Visa untuk menghadirkan World Card—kartu debit berbasis kripto yang dapat digunakan di seluruh jaringan Visa dan rencananya akan diluncurkan akhir tahun ini.

Di Jepang, langkah terpisah dilakukan lewat kolaborasi dengan aplikasi kencan Tinder, di mana teknologi pemindaian iris akan digunakan untuk verifikasi identitas pengguna. Tujuannya: menekan angka penipuan identitas dalam dunia online dating yang terus meningkat.

Peluncuran di Negeri Paman Sam juga tidak lepas dari iklim politik yang lebih bersahabat terhadap aset digital. Pemerintahan Donald Trump, misalnya, dikenal mendukung penuh pertumbuhan teknologi finansial mutakhir. “Kami sedang membangun lapisan dasar ekonomi internet,” ujar Altman, menegaskan visinya.

Bagi sebagian orang, proyek World adalah gambaran masa depan digital yang cemerlang—di mana identitas digital dapat dipercaya dan digunakan secara global. Namun bagi pihak lain, proyek ini justru menjadi simbol kekhawatiran: ketika sesuatu yang sangat pribadi seperti iris mata harus dipertaruhkan demi akses ke dunia virtual yang lebih luas.