Dalam era kontemporer ini, manusia sangat bergantung pada sistem penentuan posisi global (GPS) untuk menentukan arah dan lokasi saat melakukan perjalanan. Namun, bagaimana jika kita tidak hanya menjelajahi planet kita, tetapi juga melangkah ke permukaan Bulan? Bayangkan sebuah masa di mana teknologi navigasi canggih tidak hanya memandu kita di antara kota-kota di Bumi, tetapi juga membantu kita menavigasi lanskap luar angkasa yang belum terjamah. Apakah kita siap untuk mengeksplorasi dunia baru ini dengan alat penunjuk arah yang dapat diandalkan, mengarahkan kita melalui rute-rute tak terduga di bulan purnama?
Apakah mungkin untuk memperluas sistem navigasi satelit yang terkenal seperti GPS ke luar Bumi? Jawabannya bukan hanya afirmatif, tetapi juga akan terwujud dalam waktu dekat. Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya minat dalam eksplorasi luar angkasa, pengembangan sistem navigasi untuk objek lain, seperti Bulan, menjadi semakin realistis. Dengan memanfaatkan satelit dan perangkat canggih, kita dapat menciptakan jaringan navigasi yang memungkinkan penjelajahan yang lebih efektif dan aman di luar angkasa. Ini akan membuka pintu bagi misi luar angkasa yang lebih ambisius dan mempercepat pemahaman kita tentang tata surya kita.
Badan antariksa dari berbagai negara kini berkolaborasi untuk merancang sebuah konstelasi satelit yang menyerupai GPS di orbit Bulan. NASA, bersama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Jepang (JAXA), tengah mengembangkan konsep satelit navigasi yang diharapkan dapat beroperasi pada akhir dekade 2020-an. Proyek ambisius ini bertujuan untuk menyediakan sistem navigasi yang tepat dan andal bagi misi-misi luar angkasa di permukaan Bulan, sehingga meningkatkan efisiensi eksplorasi dan penelitian ilmiah di satelit alami Bumi tersebut.
Pada bulan Juli lalu, Badan Antariksa China (CNSA) mengumumkan rencananya untuk meluncurkan konstelasi yang terdiri dari 21 satelit komunikasi dan navigasi. Langkah ini bertujuan untuk mendukung misi eksplorasi Bulan yang ambisius, memastikan bahwa data komunikasi dan navigasi yang akurat tersedia bagi para astronaut dan perangkat yang beroperasi di permukaan Bulan. Dengan inisiatif ini, China berharap dapat memperkuat kemampuannya dalam penelitian luar angkasa dan menegaskan posisi mereka sebagai salah satu pemimpin dalam eksplorasi lunar global.
“Belum ada dorongan untuk memindahkan semua infrastruktur komunikasi dan navigasi yang ada di Bumi ke tempat lain di Tata Surya hingga saat ini. Inilah saatnya orang-orang memikirkan lompatan teknologi seperti itu,” kata Bijunath Patla, fisikawan teoretis di National Institute of Standards and Technology AS, dikutip dari Wired.com, Rabu (11/9/2024).