Samsung kembali memperkenalkan inovasi terbaru melalui seri Galaxy S25, yang hadir sebagai perangkat flagship dengan spesifikasi premium. Ponsel ini diperkuat oleh prosesor Snapdragon 8 Elite yang telah di-overclock, menghadirkan performa yang lebih responsif dan efisien dalam penggunaan daya.
Namun, salah satu fitur yang paling menarik perhatian adalah kemampuan mengirim pesan teks melalui jaringan satelit. Sayangnya, fitur ini tidak dapat dinikmati oleh semua pemilik Galaxy S25, dan ada alasan khusus yang melatarbelakangi keputusan Samsung tersebut.
Tidak Dipromosikan Secara Agresif, Ini Alasannya
Meskipun secara teknis Galaxy S25 memiliki kemampuan untuk berkomunikasi melalui satelit, Samsung memilih untuk tidak menjadikan fitur ini sebagai nilai jual utama. Penyebabnya adalah ketersediaannya yang terbatas, sehingga tidak semua pengguna dapat mengaksesnya.
Samsung memutuskan untuk menyerahkan pengelolaan layanan satelit ini kepada operator seluler yang bekerja sama dengan mereka. Dengan kata lain, fitur pesan satelit pada Galaxy S25 hanya dapat digunakan jika operator seluler pengguna telah menjalin kemitraan dengan penyedia layanan satelit yang mendukung fitur ini.
Saat ini, Skylo merupakan satu-satunya penyedia layanan komunikasi satelit yang tersedia di pasar terbuka. Namun, cakupan layanan Skylo masih terbatas, dan sejauh ini hanya bekerja sama dengan Verizon di Amerika Serikat.
Bagaimana Cara Kerja Jaringan Satelit yang Digunakan?
Skylo menyewa transponder pita L dan S dari delapan satelit geostasioner milik penyedia seperti Viasat, Ligado Networks, dan TerreStar. Teknologi ini memungkinkan Skylo untuk menyediakan jaringan 5G NTN (Non-Terrestrial Network) di beberapa wilayah, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.
Menurut Christian FrhrvonderRopp, seorang konsultan independen di bidang satelit dan telekomunikasi, Skylo saat ini memiliki posisi dominan dalam industri ini.
Di sisi lain, Qualcomm sebenarnya telah bermitra dengan operator satelit Iridium untuk menghadirkan layanan komunikasi berbasis satelit. Namun, Samsung memilih jalur berbeda dengan meminta Qualcomm mengembangkan modem satelit khusus secara terpisah. Strategi ini bertujuan untuk menekan biaya layanan, sehingga lebih terjangkau bagi pengguna.
Tantangan dalam Implementasi Fitur Pesan Satelit
Meskipun pendekatan ini dapat mengurangi biaya layanan, langkah ini juga menciptakan tantangan tersendiri. Dengan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan kepada operator dan Skylo, fitur pesan satelit Galaxy S25 hanya akan tersedia di wilayah dan operator tertentu.
Pendekatan ini berbeda dari strategi yang diterapkan Apple, yang menjalin kerja sama langsung dengan Globalstar ketika memperkenalkan fitur Darurat SOS via satelit pada seri iPhone 14. Dengan model kerja sama ini, pengguna iPhone dapat mengakses layanan darurat berbasis satelit di area yang mendukung, tanpa harus bergantung pada operator seluler tertentu.
Untuk dapat menggunakan fitur ini pada Galaxy S25, operator seluler harus lebih dulu menandatangani kontrak kerja sama dengan Skylo. Namun, hal ini bergantung pada apakah operator menganggap fitur tersebut cukup menarik untuk diinvestasikan sebagai keunggulan kompetitif di pasar.
Akankah Fitur Ini Hadir di Indonesia?
Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah operator seluler di Indonesia akan menghadirkan layanan pesan satelit untuk pengguna Galaxy S25. Mengingat ketatnya persaingan industri telekomunikasi di Tanah Air, langkah operator dalam menghadirkan fitur ini akan sangat bergantung pada minat pasar dan potensi keuntungan dari investasi tersebut.
Bagi para pengguna yang berharap fitur ini segera tersedia, kita tunggu saja perkembangan selanjutnya apakah operator seluler di Indonesia akan mengambil langkah untuk bekerja sama dengan penyedia layanan satelit.