Posisi Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kini menghadapi tantangan.
Kabar beredar bahwa Kongres PDIP 2025 berpotensi menjadi ajang pertarungan sengit, dengan sejumlah pihak berusaha merebut kursi kepemimpinan partai.
Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, mengonfirmasi adanya upaya untuk mendongkel Megawati dari jabatannya melalui Kongres tersebut.
Hal ini terlihat dari sejumlah gugatan yang diajukan terhadap kepengurusan PDIP, yang mencakup pertanyaan tentang legalitas perpanjangan masa jabatan serta penambahan anggota DPP.
Deddy menjelaskan, lima gugatan yang diajukan oleh kelompok-kelompok tertentu mencerminkan adanya upaya menggoyang posisi Megawati.
Selain itu, dia juga mencatat beredarnya spanduk-provokasi di Jakarta yang mempersoalkan struktur kepengurusan PDIP.
“Kami sudah mengetahui adanya upaya ini, bahkan sudah meresponsnya sebelumnya,” ujarnya di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2024) malam.
Deddy juga mendorong wartawan untuk menggali lebih dalam siapa saja yang berusaha mengacaukan kongres tersebut.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri sendiri mengungkapkan bahwa dirinya telah mendengar kabar tentang adanya upaya pihak-pihak tertentu untuk menggoyahkan pelaksanaan Kongres PDIP yang dijadwalkan pada April 2025.
Dalam acara peluncuran buku “Pilpres 2024: Antara Hukum, Etika dan Pertimbangan Psikologis” pada Kamis (12/12/2024), Megawati menanggapi isu tersebut dengan tegas.
“Seluruh anggota partai ingin saya kembali memimpin PDIP, bahkan ada yang mendesak secara aklamasi,” ungkap Megawati, seraya bercanda, “Emangnya saya nggak pensiun, ya?”
Megawati juga menyampaikan pesan agar pihak-pihak yang berencana mengacaukan kongres mendengarkan bahwa seluruh kader PDIP tetap solid dan mendukung kepemimpinannya.
“Ini supaya kalian dengar, kalau ada yang berniat mengacaukan partai saya, coba aja!” tegasnya.
Pernyataan Megawati pun disambut tawa dan tepuk tangan oleh audiens yang hadir, meski dia kemudian mengingatkan agar tidak menganggap ucapan tersebut hanya sekadar candaan.
Dengan serius, Megawati menekankan bahwa ia berbicara sebagai seorang pejuang bangsa yang telah berjuang keras membangun partai, bukan hanya sebagai putri Proklamator.
“Saya berbicara bukan sebagai Megawati Soekarnoputri, tapi sebagai anak bangsa yang telah berjuang mati-matian,” ujar Megawati dengan mata berkaca-kaca. “Saya sudah berjuang sangat keras, dan kalian belum merasakannya.”