Mahasiswa Keluhkan Warteg Rp 10 Ribu Tak Lagi Cukup dengan PPN 12% - Beritakarya.id
Berita  

Mahasiswa Keluhkan Warteg Rp 10 Ribu Tak Lagi Cukup dengan PPN 12%

Mahasiswa dengan tegas menolak rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen. Mereka mengkhawatirkan dampak dari kenaikan tersebut terhadap harga bahan pokok dan makanan.

M Dibras, seorang mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), menyampaikan bahwa kenaikan PPN menjadi 12 persen akan menyulitkan masyarakat. Menurutnya, kebijakan ini akan memicu lonjakan harga makanan, termasuk di kantin, yang pasti ikut terdampak.

“Jadi mungkin harga-harga makanan yang dijual di kantin juga kalau jadi mahal mungkin gue nggak bisa dapet warteg Rp 10 ribu lagi sih. Itu cukup kena sih,” kata Dibras saat ditemui di lokasi demonstrasi bersama BEM SI di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Ia juga memperkirakan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) kemungkinan besar akan ikut naik. Menurutnya, hal ini akan berdampak langsung pada pengeluaran mahasiswa yang memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari jika kenaikan PPN memicu lonjakan harga BBM.

Gue lebih ke bensin sih (yang paling terbebani). Pasti kan kena juga tuh. Dan gue juga nggak tahu sih apakah nanti bensin ini dirasa juga barang mewah atau seperti apa. Cuma kalau itu (bensin) naik, gue merasa terbebani sih,” katanya.

M Raihan, mahasiswa dari STIE Dewantara sekaligus Presiden Mahasiswa kampus tersebut, mengungkapkan keresahan lainnya. Ia menyoroti kemungkinan kenaikan harga berbagai produk yang akan terjadi jika PPN sebesar 12 persen diberlakukan.

Raihan menjelaskan bahwa saat ini masyarakat semakin terbiasa menggunakan sistem pembayaran nontunai melalui QRIS (quick response code Indonesian standard). Namun, ia mengkhawatirkan bahwa penggunaan QRIS dapat memicu kenaikan harga berbagai produk seiring dengan diberlakukannya PPN 12 persen.

“QRIS juga kemungkinan akan dikenai pajak PPN 12 persen. Dan kabarnya, untuk yang menanggung pajak QRIS itu kan dari penjualnya ya. Nah, jika ada kenaikan di PPN tersebut, kemungkinan penjual juga akan menaikkan harga (produk) yang dijualnya. Nah, otomatis pembeli juga yang terkena efek dampak domino dari kenaikan PPN tersebut. Itu sangat disayangkan,” ujar Raihan.

Dia menyatakan bahwa anak muda saat ini juga sangat bergantung pada pembayaran menggunakan QRIS, sehingga mereka pun akan merasakan dampak dari kenaikan PPN 12 persen yang akan berlaku.

“Anak muda kita sekarang suka berbelanja menggunakan QRIS, jarang ada yang memegang uang cash untuk seperti kayak ayam geprek, (mi) Gacoan, itu semua biasanya anak muda menggunakan QRIS. Itu yang mungkin sangat disayangkan,” ujarnya.