Hutan yang membentang di sepanjang aliran sungai Brasil telah lama berperan sebagai jalur alami yang menghubungkan dua ekosistem megah di Amerika Selatan, yakni Hutan Hujan Amazon dan Hutan Atlantik. Meski keduanya dipisahkan oleh sabana luas dan hutan kering, vegetasi di tepian sungai berfungsi sebagai penghubung yang memungkinkan spesies pohon bermigrasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Selama ini, banyak ilmuwan menduga bahwa perpindahan spesies pohon hanya terjadi pada periode tertentu, khususnya saat kondisi iklim lebih lembap sehingga hutan hujan mengalami ekspansi. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Royal Botanic Garden Edinburgh (RBGE) dan University of Exeter menantang anggapan tersebut.
Pergerakan Pohon yang Berlangsung Terus-Menerus
Alih-alih bergantung pada perubahan iklim besar, penelitian ini menemukan bahwa migrasi spesies pohon antara Amazon dan Atlantik merupakan proses yang terus berlangsung. Para ilmuwan mendapati bahwa jalur tepi sungai telah menjadi rute alami bagi perpindahan pohon dari generasi ke generasi.
“Kami menemukan bahwa spesies telah menyebar secara konsisten dari waktu ke waktu,” ujar Dr. James Nicholls dari RBGE, seperti dikutip dari Earth.com, Minggu (2/2/2025).
Penelitian ini berfokus pada 164 spesies pohon dari genus Inga, yang tersebar luas di kawasan hutan hujan Amerika Latin. Dengan menggunakan analisis DNA, para ilmuwan menelusuri sejarah evolusi spesies tersebut dan menentukan kapan mereka mulai bercabang dari nenek moyang mereka.
Hasil pemetaan menunjukkan pola migrasi spesies yang berlangsung selama jutaan tahun, membuktikan bahwa hubungan ekologis antara kedua hutan ini lebih kuat dari yang selama ini diperkirakan.
Dominasi Pohon Amazon dalam Migrasi
Hasil penelitian ini juga mengungkap bahwa pohon-pohon dari Amazon lebih sering bermigrasi ke Hutan Atlantik dibandingkan sebaliknya. Para ilmuwan menemukan 16 hingga 20 kasus spesies pohon Amazon yang berhasil tumbuh dan berkembang di hutan Atlantik dalam rentang waktu panjang. Sebaliknya, hanya satu atau dua kasus yang menunjukkan pohon dari Hutan Atlantik berpindah ke Amazon.
Perbedaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh luasnya Amazon yang jauh lebih besar dibandingkan Hutan Atlantik. Dengan skala yang lebih besar, Amazon memiliki produksi benih lebih banyak, meningkatkan peluang spesiesnya menyebar ke wilayah lain.
Penelitian ini membantah teori bahwa migrasi pohon hanya terjadi ketika iklim memungkinkan hutan hujan berkembang luas. Sebaliknya, pohon-pohon terbukti mampu bergerak secara perlahan tetapi konsisten, tanpa harus menunggu perubahan iklim drastis.
Pentingnya Perlindungan Hutan Tepi Sungai
Temuan ini menyoroti peran krusial hutan di sepanjang aliran sungai Brasil sebagai jalur utama migrasi spesies. Oleh karena itu, menjaga kelestarian kawasan ini menjadi langkah penting dalam mempertahankan keanekaragaman hayati.
Hukum Brasil telah mengakui pentingnya hutan tepi sungai dalam menjaga ekosistem negara tersebut.
“Perlindungan hukum ini, dan upaya untuk melestarikan hutan tepi sungai ini, sangat berharga untuk konektivitas habitat jangka panjang,” ujar Profesor Toby Pennington dari Departemen Geografi Exeter dan Global Systems Institute.
Dengan luas yang semakin berkurang, Hutan Atlantik kini hanya menyisakan sekitar 20% dari luas aslinya, meski memiliki lebih dari 3.000 spesies tanaman unik yang tidak ditemukan di Amazon. Degradasi habitat ini menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup spesies pohon yang bergantung pada konektivitas ekosistem.
Melindungi Koneksi Antar-Hutan untuk Masa Depan
“Dalam jangka pendek, kita perlu melindungi hutan hujan yang berharga ini. Dalam jangka panjang, penelitian kami menunjukkan bahwa kita juga harus melestarikan hubungan di antara keduanya,” kata Pennington.
Konservasi hutan hujan tidak hanya bergantung pada pelestarian kawasan hijau, tetapi juga membutuhkan upaya untuk menjaga hubungan ekologis yang telah terjalin selama jutaan tahun. Dengan memastikan hutan tepi sungai tetap utuh, kita dapat membantu spesies pohon terus bermigrasi, beradaptasi, dan bertahan di tengah perubahan lingkungan yang terus terjadi.
Melestarikan koridor hijau ini bukan sekadar melindungi keanekaragaman hayati, tetapi juga memastikan bahwa warisan ekologis ini tetap terjaga bagi generasi mendatang.