Ahmad Muzani Tekankan Pentingnya Pancasila Saat Sambut Siswa Taruna Nusantara - Beritakarya.id
Berita  

Ahmad Muzani Tekankan Pentingnya Pancasila Saat Sambut Siswa Taruna Nusantara

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, menegaskan bahwa terbentuknya Pancasila sebagai fondasi negara bukanlah hasil kompromi biasa, melainkan buah dari keikhlasan dan semangat gotong royong para pendiri bangsa dalam menghadapi perbedaan ideologi pascakemerdekaan.

Ia menggambarkan peristiwa itu sebagai fase penting dalam sejarah tanah air, ketika para tokoh bangsa duduk bersama, berdiskusi, bahkan berdebat tentang arah dasar negara yang akan menjadi landasan berdirinya Republik Indonesia. Kala itu, berbagai wacana muncul, mulai dari paham sekularisme hingga dasar negara berbasis agama.

“Tapi, pada akhirnya para pendiri bangsa kita itu menyadari bahwa Indonesia terdiri dari beragam suku, agama, ras, bahasa yang harus ada pemersatu untuk menjalin perbedaan tersebut. Dalam perjalanannya ketemulah pada satu titik yakni Pancasila yang kemudian disepakati bersama sebagai ideologi dan dasar negara,” kata Muzani, dalam keterangannya, Rabu (30/4/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Muzani dalam forum dialog bersama para guru serta ratusan pelajar dari SMA Taruna Nusantara Magelang. Pertemuan berlangsung di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/4). Dalam momen tersebut, ia menekankan bahwa Pancasila adalah benang emas yang menjalin keberagaman Indonesia menjadi satu kesatuan utuh yang hingga kini tetap kokoh, meski diterpa berbagai badai masalah.

Menurut Muzani, Indonesia ibarat bahtera besar yang berlayar di tengah laut luas penuh ombak. Namun karena memiliki jangkar kuat bernama Pancasila, kapal ini tidak karam sebagaimana yang terjadi di banyak negara yang gagal menjaga harmoni dalam keberagaman.

Lebih lanjut, ia menyinggung keputusan bersejarah lainnya yang mencerminkan semangat kebangsaan—yaitu saat para tokoh bangsa sepakat menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu. Keputusan itu dianggapnya sebagai cermin kebesaran hati para pemimpin masa lalu, yang tidak memaksakan bahasa dari suku mayoritas seperti Jawa atau Sunda menjadi bahasa nasional.

“Karena mereka paham dalam bangsa yang sangat beragam ini, diperlukan persatuan sebagai sebuah kekuatan. Rasa bersatu dalam keberagaman itulah yang kemudian memunculkan kebhinnekaan. Keteladanan seperti inilah yang harus diresapi, diambil dan ditiru oleh generasi muda bangsa,” tandas Muzani.

Di sisi lain, siswa perwakilan dari SMA Taruna Nusantara, Aditya Nugraha, mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang mereka terima dalam kunjungan ke Gedung MPR. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan berharga untuk memperluas wawasan kebangsaan di kalangan pelajar.

“Kami memang sangat mengharapkan pemaparan atau pembekalan dari Ketua MPR kepada kami. Karena kami sangat yakin, pemaparan yang diberikan Ketua MPR akan menambah wawasan dan memberikan inspirasi kepada kami sebagai generasi penerus bangsa,” ujar Aditya.

Dalam kegiatan tersebut, sejumlah tokoh turut hadir, termasuk anggota MPR RI Danang Wicaksana, M. Endipat Wijaya, dan Moreno Soeprapto. Hadir pula jajaran pimpinan SMA Taruna Nusantara, yakni Kepala Sekolah Brigjen TNI Muhammad Imam Gogor, Wakil Kepala Sekolah Bidang Administrasi Kolonel Laut Herry Aditama, dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Pendidikan Bambang Edi Suparyanto.

Dialog tersebut bukan hanya menjadi sarana bertukar pikiran, tetapi juga wahana untuk menyalakan kembali api nasionalisme di dada generasi muda, agar mereka memahami bahwa keutuhan bangsa ini bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan panjang yang layak dijaga bersama.