Kasus Demam Berdarah Mencapai Angka Tertinggi di Cirebon: Enam Meninggal Sejak Januari - Beritakarya.id
Berita  

Kasus Demam Berdarah Mencapai Angka Tertinggi di Cirebon: Enam Meninggal Sejak Januari

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sejak Januari hingga September 2024, tercatat sebanyak 1.486 kasus DBD, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2023, di mana hanya ada 728 kasus. Lonjakan ini menjadi perhatian bagi otoritas kesehatan setempat, yang kini berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyakit dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebab DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Neneng Hasanah, mengungkapkan bahwa pada bulan September 2024, terdapat 47 kasus DBD. Meskipun angka ini masih menunjukkan kasus yang terjadi, namun angka tersebut merupakan penurunan jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Penurunan ini memberikan harapan bahwa upaya pencegahan yang dilakukan mulai membuahkan hasil, dan diharapkan kondisi ini dapat terus membaik untuk mencegah meningkatnya jumlah kasus di masa mendatang.

“Untuk bulan September ini terjadi penurunan kasus, hanya ada 47 kasus,” ujarnya, Rabu (2/10/2024).

Secara keseluruhan, sejak Januari hingga September 2024, jumlah kasus DBD di Kabupaten Cirebon mencapai 1.486 kasus. Dari total kasus tersebut, sayangnya, sebanyak enam orang dilaporkan meninggal dunia. Angka kematian ini menunjukkan dampak serius dari penyebaran penyakit, dan menekankan pentingnya upaya pencegahan yang lebih intensif untuk melindungi masyarakat dari risiko yang ditimbulkan oleh demam berdarah.

“Sejak Januari hingga saat ini tercatat 1.486 kasus dengan enam orang meninggal dunia,” tambahnya.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, jumlah kasus DBD di Kabupaten Cirebon tercatat sebanyak 728 kasus, dengan lima korban meninggal dunia. Neneng menekankan bahwa peningkatan kasus DBD di tahun 2024 sangat signifikan. Lonjakan ini menuntut perhatian lebih dari pihak berwenang dan masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan serta pengendalian, agar tidak ada lagi korban jiwa dan angka kasus dapat ditekan secara efektif.

“Pada tahun 2023, dari Januari hingga Desember, ada 728 kasus dengan lima orang meninggal dunia. Sedangkan pada 2024, dari Januari hingga September, jumlah kasus sudah mencapai 1.486,” jelasnya.

Neneng mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sebagai langkah pencegahan terhadap berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, seperti menghilangkan genangan air dan membersihkan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman dari ancaman demam berdarah.

“Pencegahan harus dimulai dari diri kita masing-masing. Menjaga kebersihan lingkungan adalah kunci utama agar tidak ada jentik nyamuk yang berkembang biak,” pesannya.

Jika ada warga yang mengalami gejala DBD, Neneng meminta untuk segera melapor ke Puskesmas terdekat. “Puskesmas akan segera turun melakukan pemantauan dan memberikan obat untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. Jika diperlukan, akan dilakukan fogging,” tutupnya.